SOLOPOS.COM - Tim DPUPR Sragen mengecek kondisi jalur Pungsari-Bukuran-Sangiran yang selesai dibangun dengan menelan dana Rp7,5 miliar, Kamis (30/12/2021). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Jalan menuju Museum Sangiran, tepatnya di Pungsari-Sangiran sudah mulus dan lebar.

Kondisi jalan itu sebelum dibangun rusak cukup parah. Jalur menuju objek wisata Museum Sangiran itu juga dilebarkan dari 3,5 meter menjadi 5 meter sehingga dapat bersimpangan antarkendaraan roda empat maupun lebih.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jalur tersebut menjadi akses utama menuju Museum Sangiran dari arah timur. Pembangunan jalan menghabiskan anggaran Rp7,5 miliar.

Baca Juga : Gunung Srandil, Destinasi Wisata Religi Cilacap yang Dipenuhi Petilasan

Ekspedisi Mudik 2024

Jalur itu menjadi bagian dari tujuh proyek infrastruktur Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sragen yang dibiayai APBD Perubahan 2021. Tujuh proyek tersebut ditambah tiga proyek jalan yang dibiayai APBD Penetapan 2021 sudah rampung sehingga jalan dengan kondisi baik di Sragen mencapai 81 persen hingga akhir Desember 2021.

Kepala DPUPR Sragen, Marija, menyampaikan jalur Pungsari-Bukuran ini merupakan jalur padat menuju Museum Sangiran. Dia mengatakan jalur ini menjadi akses utama menuju objek wisata Museum Sangiran dan klaster Sangiran lain.

“Panjangnya 6,5 km. Ada yang dicor beton dan ada yang di-hotmick. Sepanjang 6 km yang di-hotmick dan sisanya cor beton 500 meter karena tanahnya labil. Jalan aspal ini saya yakin bisa bertahan minimal dua tahun karena tanahnya padat dan untuk pelebarannya dengan fondasi cor,” ujar Marija.

Baca Juga : Misteri Perempuan Berkulit Mirip Ikan di Waduk Gebyar Sragen

Kepala Desa Gebang, Sukodono, Sragen, Darwanto, kebetulan sudah melewati jalan baru itu menuju Kantor Kecamatan Kalijambe. “Biasanya saya lewat Gemolong. Nah, tadi diberitahu kalau lewat Bukuran jalannya sudah bagus dan lebih dekat. Ternyata jalannya bagus betul. Saya baru sekali lewat jalan ini karena tadi sempat tanya-tanya juga,” jelasnya saat ditemui Solopos.com, Kamis.

Suparmin, 56, warga Dukuh Cengklik RT 008, Desa Bukuran, Kalijambe, Sragen, bersyukur dan berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen. Dia mengatakan jalan dari Pungsari (Plupuh) sampai Krikilan (Kalijambe) rusak sehingga kendaraan jarang melintas.

Sekarang, katanya, jalur itu menjadi ramai. “Kalau dipersentase dulu itu yang lewat 10 persen, sekarang naik menjadi 40 persen. Dengan jalan halus, saya khawatir anak-anak yang naik motor jadi bertambah kencang. Biasanya hanya 40 km/jam sekarang bisa sampai 70 km/jam. Kami harap ada pemasangan rambu-rambu untuk kehati-hatian,” kata Suparmin.

Baca Juga : 2021, Ada 7 Pria Mapan Ekonomi Ajukan Izin Poligami di Klaten

Dampak lain, Museum Sangiran bertambah ramai. Selama ini, pengunjung hanya mengakses jalan dari arah barat apabila ke Museum Sangiran karena jalan dari arah timur rusak.

“Sekarang mulai banyak yang akses dari arah timur. Yang menjadi kendala sekarang lokasi parkir kendaraan dengan museum terlalu jauh. Saat saya ke Solo, ada warga yang mengaku enggan ke Sangiran karena jalan dari parkiran ke museum jauh,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya