SOLOPOS.COM - Pengguna sepeda motor mengantre untuk membayar sebelum melewati jembatan sasak dari arah Kampung Beton, Kelurahan Sewu, Jebres, Solo, Selasa (27/9/2022). (Solopos/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, SOLO — Pengelola jembatan sasak di Sungai Bengawan Solo meraup pendapatan hingga Rp8 juta sehari pada hari pertama penutupan Jembatan Mojo, Senin (26/9/2022). Pendapatan itu diperoleh dari ongkos menyeberangkan pengendara sepeda motor yang menggunakan jembatan itu sebagai jalan pintas dari Solo menuju Mojolaban maupun sebaliknya.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Senin, hingga pukul 18.00 WIB, antrean kendaraan masih mengular untuk menyeberangi Sungai Bengawan Solo menggunakan jembatan sasak. Kebanyakan pengguna jembatan itu adalah mereka tidak ingin memutar jauh dan terjebak macet di jalur alternatif lewat Jembatan Bacem, Sukoharjo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Melalui jembatan yang terbuat dari anyaman bambu ditambah dengan tabung dan bambu hingga tali sebagai penyangga itu, pengendara roda dua cukup membayar Rp2.000 hingga Rp3.000 sekali menyeberang. Jika mereka ragu-ragu atau takut untuk menyeberang, ada warga sekitar yang siap membantu menyeberangkan tanpa dipungut biaya tambahan.

Solopos.com mencoba melakukan traffic counting mulai pukul 14.00 WIB hingga pukul 15.30 WIB, setidaknya sekitar 150 pengendara melewati jembatan sasak dari arah Kampung Beton, Sewu, Solo, menuju Mojolaban, Sukoharjo. Dengan kalkulasi kasar, dalam satu setengah jam setidaknya Rp300.000 terkumpul dari mereka yang melintas dari arah Sewu.

Salah satu pengelola jembatan sasak, Tommy, menyebut saat puncak keramaian seperti yang terjadi pada Senin (26/9/2022) sore, setidaknya Rp8 juta terkumpul hingga pukul 18.00 WIB.

Baca Juga: Tak Tahan Goyangan, Sejumlah Pengguna Jembatan Sesek Bengawan Solo Mual-Muntah

Modal Bangun Jembatan Sasak

“Setornya ke Pak Bagong, yang bikin jembatan sasak ini, ambil uangnya jam 6 sore [pukul 18.00 WIB]. Kemarin pas ramai-ramai itu nyetor sekitar Rp8 juta. Meskipun ya naik turun, cuma paling sepi sejam dapet Rp150.000. Kalau pekerjanya mulai pukul 06.00 WIB sampai 18.00 WIB dapat upah Rp100.000,” jelasnya.

Menurut Tommy, pendapatan dari jembatan sasak di Bengawan Solo tersebut digunakan untuk biaya operasional, seperti penggantian anyaman bambu, atau penguatan tali. Sedangkan untuk pembuatan satu ruas jembatan sasak dibutuhkan modal yang cukup besar sekitar Rp15 juta.

“Uangnya ya buat dibagi-bagi sama petugas yang di sini, sama ganti sasak kalau ada yang rusak atau pecah, kan itu dilewati motor banyak. Kalau buat modal bikin jembatannya kemarin dengar-dengar habis sekitar Rp15 juta buat satu ruasnya. Karena nambah satu ruas ya berarti buat dua jembatan ini modalnya sekitar Rp30 juta,” jelasnya.

Baca Juga: Mojo Ditutup, Jembatan Sesek Solo-Mojolaban Padat Terus sampai Menjelang Malam

Gunawan, yang juga bertugas untuk membantu pengguna jalan ketika melewati jembatan sasak menjelaskan pendapatan pengelola jembatan sasak naik dibanding saat masih pakai tali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya