SOLOPOS.COM - Warga antre untuk membeli Getuk Yoko di tepi jalan raya Karangwuni-Pedan, Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Sabtu (7/5/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Getuk Yoko menjadi salah satu jajanan populer di Kabupaten Klaten khususnya di wilayah Kecamatan Ceper dan Pedan. Usaha keluarga berupa kudapan yang terbuat dari singkong itu sudah eksis selama lebih dari 45 tahun terakhir.

Getuk itu dirintis Sujiyem sekitar 1976. Awalnya, getuk itu dijajakan dengan keliling kampung menggunakan gerobak hingga dijual dengan menetap di tepi jalan raya Karangwuni-Pedan, Desa Kurung, Kecamatan Ceper.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu cucu Sujiyem, Faiz, 24, mengatakan usaha getuk itu masih dikelola neneknya bersama anak serta cucu. Neneknya merintis usaha getuk itu berbekal ilmu ketika ikut saudaranya ke Magelang, salah satu wilayah di Jawa Tengah yang dikenal sebagai kota getuk. Terinspirasi dari produksi getuk di Magelang, Sujiyem lantas berinovasi untuk memproduksi getuk bikinannya sendiri.

Hingga era 1970-an, Sujiyem menjajakan getuk itu dengan berkeliling terutama di wilayah Kecamatan Pedan. Getuk dijajakan menggunakan gerobak dorong. Selama setahun getuk dijajakan dengan keliling kampung hingga menetap di tepi jalan Karangwuni-Pedan hingga kini.

Baca Juga: Getuk Yoko, Oleh-Oleh Khas Klaten yang Ramai Diburu Orang saat Lebaran

Faiz mengatakan produksi getuk dilakukan di rumah yang berlokasi di Dukuh Putatan, Desa Kurung, Kecamatan Ceper. Kini, saban hari dapur produksi getuk itu mengolah sekitar 2 kuintal singkong. Saat musim Lebaran, jumlah singkong yang diproduksi mencapai dua kali lipat atau sekitar 4 kuintal.

Getuk disajikan dengan variasi rasa seperti cokelat serta selai nanas. Favorit para pembeli yakni getuk rasa cokelat. Manis serta lembutnya Getuk Yoko membikin para pelanggan ketagihan.

“Saat musim Lebaran seperti saat ini untuk produksi tambah tenaga kerja dari semula 10 orang menjadi 15 orang. Proses produksi dimulai lebih awal dari pukul 20.00 WIB dari hari biasa pukul 24.00 WIB,” kata Faiz, saat ditemui di warung Getuk Yoko, Sabtu (7/5/2022).

Baca Juga: Tempat Wisata Girpasang Klaten Diserbu Ribuan Wisatawan

Salah satu karyawan Getuk Yoko, Ranti, menjelaskan getuk diproduksi menggunakan bahan alami dan dipastikan tanpa bahan pengawet. Hingga kini cita rasa getuk tak berubah.

Getuk Yoko menjadi salah satu oleh-oleh yang banyak diburu masyarakat, baik pemudik maupun wisatawan. Terlebih saat momen libur Lebaran seperti sekarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya