SOLOPOS.COM - Cococrunch ala Eko Marnuariani di Lumintu. (FOTO: Adib Muttaqin Asfar/JIBI/SOLOPOS)

Cococrunch ala Eko Marnuariani di Lumintu. (FOTO: Adib Muttaqin Asfar/JIBI/SOLOPOS)

Maraknya usaha kue kering menjelang Lebaran mendorong pemain lama untuk berbenah dengan membuat kreativitas baru. Itu pula yang dilakukan oleh Eko Marnuariani, pemilik Roti Diko yang kini juga memproduksi kue kering untuk Lebaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Beberapa tahun ini, Eko dihubungi orang yang ingin memesan kue kering Lebaran dalam jumlah besar. Sebenarnya Roti Diko merupakan produsen berbagai macam roti, khususnya roti basah. Namun setiap tahun perempuan asal Semarang ini menghentikan produksi roti basahnya menjelang Lebaran. Selama lebih dari sebulan, hampir semua konsumennya memesan kue-kue kering.

“Kemarin saya sudah mengirim ke Semarang sampai dua kali, nilainya mencapai Rp20 juta. Kebanyakan mereka berasal dari perusahaan yang mau bikin paket parsel untuk para karyawannya,” ujar Eko saat ditemui di tempat produksinya, Jl Tamtaman IV, Baluwarti, Pasar Kliwon, Solo, Minggu (5/8).

Ekspedisi Mudik 2024

Sebenarnya Eko tidak sulit untuk mencari konsumen sepanjang Ramadan ini. Maklum, sejumlah konsumennya di Semarang, Boyolali dan Karanganyar adalah pelanggannya setiap tahun. Produk kue-kue keringnya dengan nama Lumintu juga dikenal dengan harganya yang lebih terjangkau daripada harga kue-kue kering di berbagai kota. Untuk kemasan toples biasa, kue keringnya yang paling mahal Rp25.000.

Seiring dengan perkembangan pasar dan makin banyaknya para pemain baru, Eko tidak menutup mata untuk melakukan hal baru. Menjelang musim Lebaran tahun ini, Eko mengeluarkan beberapa kue kering model baru yang dinamainya sendiri. Ada yang bernama choco crunch, outmeal dan kue kelapa kering. Dia mengakui selama ini tidak ada bentuk baru yang jadi tren di kalangan para pembuat kue kering. Kalau pun ada kue kering baru yang dibuatnya, itu berasal dari hasil percobaannya sendiri dalam membuat variasi.

“Semuanya kreasi sendiri karena tidak ada tren. Sebenarnya ada banyak model baru kalau mau, cuma cari alat untuk membuatnya yang susah,” kata Eko.

Selain bikin barang baru, Eko juga menempuh cara lain. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, dia menawarkan paket kue kering dalam bentuk tas khusus. Paket seperti ini sebenarnya sudah dia munculkan tahun lalu namun tahun ini dia lebih serius dengan membuat beberapa variasi paket. Di antaranya paket kecil biasa seharga Rp75.000 atau paket sedang Rp125.000. Paket kecil biasanya berisi dua sampai tiga toples, sedangkan yang lebih mahal bisa mencapai enam toples. “Harga paketnya segitu, isinya bisa divariasikan sendiri oleh yang memesan.”

Eko memang lebih serius untuk bermain dalam variasi kemasan. Bukan hanya paketnya yang berbeda, variasi itu juga berupa bentuk dan ukuran toples. Dia membuat tiga kelas kemasan toples yaitu mawar, cornellius dan diamond. Paket mawar seharga Rp9.500-Rp25.000/toples. Sedangkan diamond jauh lebih tinggi, Rp34.000-Rp60.000/toples.

Di luar semua hal yang baru itu, ternyata masih banyak konsumen yang lebih menyukai produk-produk klasik seperti nastar, kastengel dan putri salju. “Sebenarnya sempat mau saya kurangi tapi justru ini yang banyak dicari.”

Eko Marnuariani kini serius menggarap kemasan paket seperti dalam tas ini. (FOTO: Adib Muttaqin Asfar/JIBI/SOLOPOS)

Outmeal, produk baru dari Lumintu saat baru keluar dari pemanggang.(FOTO: Adib Muttaqin Asfar/JIBI/SOLOPOS)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya