SOLOPOS.COM - Sejumlah pengunjung berfoto di depan objek wisata Air Terjun Parangijo, Sabtu (28/6/2014). Pengelola mengeluhkan musim padusan dua tahun terakhir, tak seramai tahun-tahun sebelumnya.(Mariyana Ricky P.D./JIBI/Solopos)

Solopos,com, KARANGANYAR — Pengelola sebagian objek wisata air Bumi Intanpari merasakan penurunan jumlah pengunjung saat musim padusan, dua tahun terakhir. Padusan adalah tradisi membasuh diri sebagian masyarakat Jawa menjelang datangnya bulan Ramadan saat mereka menjalankan ibadah puasa.

Biasanya dua hari menjelang puasa, pengelola objek-objek wisata air di Karanganyar, Jawa Tengah menerima kunjungan 1.000an wisatawan per hari. Pada kenyataannya, dalam dua tahun terakhir ini, wisatawan yang berkunjung saat padusan turun menjadi 400-an hingga 600-an saja.

Promosi Gelar Festival Ramadan, PT Pegadaian Kanwil Jawa Barat Siapkan Panggung Emas

Salah seorang pengelola Objek Wisata Air Terjun Parangijo, Sutaryo, 44, mengatakan meskipun meningkat dibandingkan hari biasa, jumlah pengunjung turun drastis saat musim padusan dua tahun terakhir. “Kalau hari biasa kami menerima kunjungan 80-an orang, musim padusan dua hari terakhir, Jumat (27/6/2014) kemarin pengunjung hanya 400-an orang. Sementara Sabtu (28/6/2014) sampai pukul 12.00 WIB, pengunjung sudah 400-an, kemungkinan bisa 600-an,” kata dia kepada Solopos.com, Sabtu.

Jumlah tersebut, sambung dia, menurun drastis dibandingkan tahun 2012 yang menyentuh angka seribu orang per hari. Berdasar pantauan Solopos.com, air terjun yang terletak di Dusun Munggur, Desa Girimulyo, Ngargoyoso ini tak terlihat ramai. Sebagian besar pengunjung hanya menikmati pemandangan, dan tidak melakukan tradisi padusan.

“Kemungkinan ada yang pindah lokasi ke wisata air yang lain. Kalau jam 12.00 WIB hanya 400, kemungkinan tambahan pengunjung paling 100-200an orang. Soalnya menjelang pukul 15.00 WIB, jumlah pengunjung mengalami penurunan,” tambahnya.

Senada, pengelola Objek Wisata Air Terjun Jumog yang terletak Dusun Berjo, Desa Berjo Ngargoyoso juga merasakan penurunan pengunjung. Pardi, 40, ditemui di sela aktivitas melayani pengunjung membenarkan ritual padusan kali ini tak seramai dua tahun yang lalu. Ia menduga penyebabnya lantaran penetapan hari pertama puasa yang berbeda. “Jumat sudah sepi, kami berharap Sabtu ini ramai. Tapi ternyata sama saja, tidak ada perbedaan. Padusan sudah tidak bisa kami harapkan dua tahun terakhir ini,” kata dia.

Pardi menyebut dua hari menjelang puasa pada 2010 hingga 2012, angka pengunjung mencapai 2000an orang per hari. “Pengunjung biasanya datang dari daerah Soloraya, kalau menurut analisa saya mereka tidak hanya berendam di satu sumber air tapi menyebar. Saya rasa sepinya pengunjung juga dirasakan pengelola yang lain,” imbuh dia. Sebagai informasi, tiket masuk di Objek Wisata Air Terjun Parangijo senilai Rp3.000, sedangkan di Objek Wisata Air Terjun nJumog tiket dipatok Rp5.000.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya