SOLOPOS.COM - Railbus Batara Kresna (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Railbus Batara Kresna (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SOLO — Proyek pengadaan Railbus Batara Kresna senilai Rp20 miliar dituding berbau korupsi yang dilakukan pegawai Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal ini menyusul terjadinya sejumlah kerusakan pada mesin railbus. Pengamat transportasi dari Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang sekaligus Ketua Forum Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, adanya dugaan korupsi diperkuat dengan sering ngadatnya mesin railbus setelah beroperasi Maret 2012 lalu. Alhasil railbus mangkrak.

“Unsur korupsinya ada. Itu bisa dilihat dari sering rusaknya mesin railbus,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (21/6/2013).

Padahal Djoko menambahkan, mestinya railbus yang baru dioperasionalkan tidak mengalami kerusakan mesin. Namun hal itu  jika realisasi pengadaan railbus sesuai dengan yang ditetapkan.
Djoko menilai Kemenhub merupakan pihak yang mengesahkan pencairan dana pengadaan railbus untuk Kota Solo.

Pihaknya mengakui dugaan penyimpangan dalam pengadaan railbus sudah lama terendus, terutama sejak kerap mengalami kerusakan mesin.

“Perombakan seluruh jajaran manajemen teknis di tingkat pusat itu yang harus dibenahi,” katanya.

Selain pengadaan railbus, Djoko juga menuding ketidakberesan dalam pengadaan kereta api lainnya seperti Madiun Jaya dan Prameks yang kerap mogok di tengah perjalanan.

“Kalau mesinnya bagus pasti tidak akan mogok. Coba sekarang ini banyak kereta macet, akibatnya penumpang telantar,” imbuhnya.

Djoko mengatakan terhambatnya operasional railbus juga karena ketidakpastian pencairan subsidi melalui public service obligation (PSO) hingga saat ini. Sejak diresmikan tahun lalu, prospek moda transportasi ini terus diragukan. PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku operator terkesan setengah hati lantaran melihat railbus tidak cukup menguntungkan.

Anggapan itu menguat setelah rute Solo-Jogja dicoret dan tinggal menyisakan trayek Solo-Sukoharjo-Wonogiri yang kurang peminat. Terakhir, PT Kereta Api Indonesia (KAI) masih enggan mengoperasikan railbus meski Kemenhub telah menjanjikan subsidi.

“Railbus ini memang susah. Tidak mungkin bisa jalan kalau tidak ada subsidi,” katanya.

Sementara itu, Asisten Manager Humas, PT KAI Daops VI/Yogyakarta, Lukman Arif, mengatakan operasional railbus masih menunggu kajian kelayakan dari Dirjen Perkeretaapian. Kajian ini untuk menentukan jalur yang dilalui layak atau tidak. Terkait tudingan dugaan korupsi pengadaan railbus, pihaknya memersilakan untuk melaporkan ke aparat penegak hukum apabila memiliki data mengenai hal tersebut.

“Ya kalau memang ada data dan fakta tentang hal itu, silakan saja laporkan ke pihak berwajib,” katanya. Ditanya mengenai mesin railbus kerap mengalami kerusakan, dia membenarkannya. Namun kini kondisinya sudah diperbaiki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya