SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Bukan tanpa alasan, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memanggil komponis kelahiran Boyolali, 28 April 1949, Rahayu Supanggah ke Istana Merdeka pada Jumat (13/8).

Komponis yang telah menciptakan ratusan komposisi, di antaranya I La Galigo, Opera Jawa dan Megalithikum Kwantum ini menjadi salah satu dari 32 tokoh Indonesia yang menerima tanda kehormatan. Masing-masing tokoh itu menerima penghargaan dengan kategori tertentu sesuai kiprah dan kontribusi terhadap bangsa dan negara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Guru Besar Etnomusikologi dan Komposisi Institut Seni Indonesia (ISI) Solo ini menjadi salah satu penerima tanda kehormatan kategori Bintang Budaya Parama Dharma. Dua penerima lainnya, komponis dan pianis Trisuti Djuliati Kamal dan sastrawan I Gusti Ngurah Putu Wijaya.

“Penghargaan yang saya terima sudah banyak. Tetapi penghargaan berbentuk bintang memang baru kali ini. Saya memperoleh dua penghargaan berbentuk seperti lencana, sebuah lagi serupa kalung, piagam dan surat keputusan,” ujarnya saat ditemui Espos di kediamannya, Minggu (15/8).

Namun, pria yang mendapatkan gelar Doktor dari University of Paris pada tahun 1985 ini tak terlalu berbangga hati dengan penghargaan yang diberikan. Sebagai seorang seniman, Rahayu Supanggah merasa mendapat penghargaan paling tinggi ketika masyarakat menerima karya seni yang dia ciptakan.

“Saya bekerja bukan untuk mencari penghargaan. Tetapi, demi kebudayaan Indonesia. Saya paling bangga ketika gamelan yang dulunya dimainkan lesehan, kini bisa dimainkan di Royal Opera House di London dan beberapa tempat lain. Itu penghargaan luar biasa.”

m88

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya