SOLOPOS.COM - Warga membersihkan sisa-sisa bangunan lapangan futsal yang roboh karena amukan puting beliung di Dukuh Tompe, Desa Jirapan, Kecamatan Masaran, Sragen, Selasa (7/1) sore. (Ika Yuniati/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Dua bangunan arena futsal ambruk dan sejumlah atap pertokoan serta rumah warga di Dukuh Tompe, Desa Jirapan, Kecamatan Masaran, Sragen, rusak berat terkena amukan angin puting beliung, Senin (6/1/2014)
sore. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, hempasan angin puting beliung disertai hujan deras itu terjadi sekitar 20 detik. Saking kencangnya, atap seng lapangan futsal yang berada di tengah area persawahan bahkan sampai beterbangan hingga 300 meter.
Saksi mata, Anto, saat ditemui di lapangan futsal, Selasa (7/1/2014), mengatakan selain menghancurkan bangunan lapangan futsal, amukan angin puting beliung  juga merusakkan atap gudang pertokoan, gudang SPBU, dan sejumlah rumah milik warga. Namun, kerusakan paling parah, ialah pada bangunan lapangan futsal. Maklum, arena futsal didirikan di tengah area persawahan dengan dinding tembok yang hanya setengah bagian. Akibatnya, angin leluasa mengempaskan bangunan tersebut.  “Angin datang dari arah barat menuju timur, hanya sekitar 20 detik lalu angin menghilang,” tegasnya.
Pemilik lapangan futsal, Sumarwan, mengatakan kerugian mencapai  Rp300 juta. Pasalnya, bangunan seluas 12,5 x 62 meter itu rusak berat. Semua dinding temboknya runtuh, sedangkan atapnya yang terbuat dari seng rusak tak beraturan. Sehari setelah puting beliung datang, sisa-sisa bangunan yang masih bisa dipakai mulai dibersihkan dibantu sejumlah warga serta kerabat dekatnya.
Meski mengalami kerugian hingga ratusan juta, Sumarwan, mengaku masih bersyukur karena tidak ada korban jiwa. Pasalnya, saat kejadian, ada sekitar tujuh anak  yang terjebak di dalam ruang kantor. Anak-anak tersebut sebelumnya bermain-main bola di  arena futsal miliknya. Namun saat angin  puting beliung, mereka menyelamatkan diri di bawah tangga dan ruang kantor. Sementara, Sumarwan, tinggal di rumah pribadi yang jaraknya sekitar lima kilometer dari lokasi kejadian.
“Mereka [anak-anak yang bermain futsal] berjumlah sekitar tujuh orang. Saat kejadian, mereka menyelamatkan diri di dekat tangga karena awalnya dikira gempa yang mirip tsunami. Saya tinggal di rumah saya. Kalau dua pegawai saya, kebetulan sedang keluar membeli bola,” tandasnya.
Kapolres Sragen, AKBP Dhani Hernando, melalui Kapolsek  Masaran, AKP Kabar Bandianto, yang saat itu datang  ke arena futsal mengatakan berdasarkan hasil olah TKP, kerusakan murni karena angin kencang. Bukan karena konstruksi bangunan lapangan futsal yang tidak memenuhi syarat. Pasalnya, jika dilihat konstruksinya, bangunan tersebut sudah memenuhi standar.
“Kami sudah olah TKP. Banyak yang terkena puting beliung, seperti rumah dan toko. Termasuk rumah-rumah yang berada di wilayah Karanganyar. Kalau dilihat dari kondisinya tadi, ambruknya bangunan murni puting beliung, bukan konstruksi bangunan,” urainya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya