SOLOPOS.COM - Inflasi didorong oleh meningkatnya harga komoditas utama seperti cabai rawit,(Solopos.com/Abdul Jalil)

Solopos.com, PURWOKERTO — Pasca mengalami deflasi yang cukup dalam pada periode sebelumnya, pada Juli 2021 Purwokerto dan Cilacap tercatat mengalami inflasi, yaitu masing-masing sebesar 0,09% (mtm) dan 0,06 % (mtm).

Inflasi juga terjadi pada hampir seluruh kabupaten/kota IHK di Jawa Tengah kecuali Kudus yang mengalami deflasi sebesar 0,10%. Secara tahunan, inflasi di Purwokerto dan Cilacap tercatat masing-masing sebesar 1,31% (yoy) dan 1,27% (yoy), berada di bawah rentang targetinflaa sebesar 3+1 %.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Samsun Hadi, mengatakan inflasi didorong oleh meningkatnya harga komoditas utama seperti cabai rawit, seiring dengan dimulainya off-season pada siklus tanam tersebut. Selain itu, inflasi Cilacap juga didorong oleh meningkatnya biaya pendidikan, sejalan dengan dimulainya tahun ajaran baru 2021/2022. Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga komoditas pada subkelompok perternakan. Seperti daging ayam ras dan telur ayam ras, sejalan dengan permintaan masyarakat yang terus turun selama Juli 2021.

Baca juga: Pasar Green Jobs Asia-Pasifik Meningkat Signifikan

Perkembangan Inflasi di Purwokerto

Pada Juli 2021, Purwokerto mengalami inflasi sebesar 0,09% (mtm) atau 1,31% (yoy) dan 0,69% (ytd). Kondisi tersebut berkebalikan dari bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,20% (mtm). Inflasi yang terjadi di Purwokerto terpantau lebih tinggi dibandingkan inflasi Jawa Tengah dan Nasional yang tercatat masing-masing sebesar 0,06% (mtm) dan 0,08% (mtm).

Inflasi pada periode ini didorong oleh peningkatan harga pada kelompok komoditas Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga dengan andil 0,03% (mtm). Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil 0,02%(mtm). Namun, infasi yang lebih tinggi tertahan oleh kelompok Pendidikan yang mengalami deflasi dengan andil -0,02% (mtm).

Dilihat dari komoditasnya, inflasi Purwokerto utamanya bersumber dari penurunan harga cabai rawit, sampo, bawang merah, bimbingan belajar, dan mobil. Di sisi lain, inflasi tertahan oleh penurunan harga daging ayam ras, beras, sekolah menengah pertama, telur ayam ras, dan minyak goreng.

Secara tahunan, Purwokerto tercatat mengalami inflasi sebesar 1,31% (yoy). Inflasi tersebut relatif terkendali dan berada di bawah rentang sasaran inflasi 2021 sebesar 3 %+1% (yoy). Capaian inflasi tahunan pada bulan Juli 2021 lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi bulan Juli dalam dua tahun terakhir (2019 s.d 2020) yang sebesar 1,88% (yoy).

Baca juga: Menko Airlangga: Penguatan Sektor Pertanian Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Perkembangan Inflasi di Cilacap

Pada periode yang sama Cilacap juga tercatat mengalami inflasi sebesar 0,06% (mtm) atau 1,27% (yoy) dan 0,53% (ytd). Ini berkebalikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatatkandeflasi cukup dalam yaitu sebesar 0,25%. Inflasi yang dialami oleh Cilacap sama dengan inflasi Jawa Tengah namun lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional yang tercatat 0,08 % (mtm).

Inflasi utamanya bersumber dari peningkatan harga kelompok komoditas pendidikan yang memberikan andil sebesar 0,06% (mtm). Kelompok komoditas Perumahan, Air, Listrik, Gas Dan Bahan Bakar Lainnya dengan andil 0,02% (mtm). Di sisi lain, kelompok komoditas Perawatan Pribadi Dan Jasa Lainnya menjadi kelompok yang menahan inflasi lebih tinggi, dengan andil -0,03% (mtm).

Berdasarkan jenis komoditasnya, inflasi Cilacap utamanya bersumber dari peningkatan tarif sekolah dasar, kacang panjang, jeruk, minyak goreng, dan cabai rawit. Di sisi lain, inflasi tertahan oleh penurunan harga daging ayam ras, emas perhiasan, beras, telur ayam ras, dan cabai merah.

Secara tahunan, Cilacap tercatat mengalami inflasi sebesar 1,27% (yoy). Inflasi tersebut relatif terkendali dan berada di bawah rentang sasaran inflasi 2021 sebesar 3 %+1 % (yoy). Capaian inflasi tahunan pada Juli 2021 juga lebih rendah dibandingkan rata-rata historisinflasi bulan Juli dalam dua tahun terakhir (2019 s.d 2020) sebesar 1,46% (yoy).

Baca juga: BPS Sebut Indonesia Telah Keluar dari Resesi, Ini Indikatornya

Perkiraan Inflasi di Purwokerto dan C ilacap

Inflasi Purwokerto dan Cilacap pada tahun 2021 diperkirakan terkendali dan berada di dalam rentang sasaran target inflasi 3+1 % (yoy). Adapun risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian inflasi ke depan antara lain perkembangan permintaan domestik. Khususnya rumah tangga yang terganggu sebagai upaya mengurangi tersebarnya Pandemi Covid-19, serta berbagai upaya pemulihan ekonomi nasional. Termasuk bantuan pemerintah untuk para pelaku usaha di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Perubahan cuaca dan iklim yang mempengaruhi produksi juga dapat berdampak pada terjadinya fluktuasi harga beberapa komoditas hortikultura. Peningkatan harga komoditas yang ditentukan oleh Pemerintah seperti cukai rokok diperkirakan turut andil sebagai penyumbang inflasi.

Pemerintah telah menetapkan kebijakan peningkatan tarif cukai rokok pada 2021 untuk jenis Sigaret Putih Mesin (SPM) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM). Sementara itu, untuk tarif cukai Sigaret Kretek Tangan tidak mengalami peningkatan. Adapun secara rata-rata kenaikan tarif cukai rokok pada 2021 sebesar 12,5% dan berlaku mulai Februari 2021.

Baca juga: Awal Pekan, Cek Dulu Harga Emas Pegadaian Hari Ini, Senin 2 Agustus 2021

Kebijakan Pemerintah berupa subsidi listrik, subsidi PPnBM kendaraan bermotor, dan pelonpgaran LTV 100% untuk sektor real estate diperkirakan turut mendoronp tingkat konsumsi masyarakat.

Di sisi lain, beberapa hal yang berpotensi menahan laju inflasi antara lain masih terbatasnya konsumsi dan daya beli masyarakat. Akibat pandemi Covid-19 yang masih berlanjut serta pasokan bahan pangan utama yang diperkirakan terkendali. Sementara itu, Pemerintah juga telah menetapkan bahwa subsidi listrik masih berlanjut pada 2021. Tetapi persentase subsidinya dikurangi. Sejak April 2021, subsidi listrik untuk tegangan 450 watt berkurang menjadi 50%. Sedangkan untuk tegangan 900 watt menjadi 25%.

Koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Daerah dan pihak terkait lainnya akan terus dilakukan sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan pasokan. Kelancaran distribusi dan keterjangkauan harga khususnya untuk bahan kebutuhan pokok.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya