SOLOPOS.COM - Sejumlah penari dari Perempuan Berkebaya Indonesia Jogja menampilkan Tari Payung Jejer Dawuk saat pembukaan Festival Payung Indonesia (Fespin) 2022 di Pura Mangkunegaran, Solo, Jumat (2/9/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO – Penggalian, pelestarian dan pengembangan budaya di Pura Mangkunegaran merujuk pada Probodipo guna mewujudkan negeri yang bersinar dan bercahaya. Hal ini untuk mewujudkan Mangkunegaran sebagai pusat kebudayaan Jawa.

Pernyataan ini disampaikan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (K.G.P.A.A.) Mangkunegoro X, Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, saat berbincang dengan Solopos.com di Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS), Jumat (7/10/2022). Probodipo merupakan istilah program kerja yang sesuai visi dan misi Pura Mangkunegaran dalam penggalian, pelestarian, dan pengembangan budaya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Probodipo itu istilah bagi saya dan almarhum Romo [KGPAA Mangkunegoro IX] saat berdiskusi dalam pengembangan budaya. Saat itu masih pandemi Covid-19, kira-kira dua tahun lalu. Probodipo itu bermakna negeri yang bersinar dan bercahaya,” kata dia.

Dalam program kerja serta visi dan misi Mangkunegaran, pengembangan kebudayaan menjadi salah satu hal yang dititikberatkan pada masa mendatang. Beragam kegiatan dan event digeber di Mangkunegaran. Selama beberapa bulan terakhir, banyak event seni dan budaya yang digelar di Mangkunegaran.

Baca Juga: Konser Solo Batik Music Festival, Kemeriahan Musik dalam Nuansa Batik

Misalnya, Solo Keroncong Festival 2022, Festival Payung Indonesia (Fespin) 2022 hingga Solo Batik Music Festival yang digelar di Pamedan Mangkunegaran. “Sejarah menjadi modal dan akar dalam penggalian dan pengembangan budaya. Hal ini tidak bisa dikerjakan Mangkunegaran sendiri tanpa masyarakat dan komunitas pegiat seni dan budaya. Mangkunegaran ini mewadahi masyarakat dan komunitas-komunitas seni dan budaya di Kota Solo,” ujar dia.

Mangkunegaran juga telah mengenalkan budaya Jawa ke luar negeri lewat kegiatan bertajuk Kemantren Langenpraja International Roadshow 2022 di Autralia, Malaysia, dan Thailand pada September. Di acara tersebut ditampilkan tarian khas Mangkunegaran seperti Beksan Gambyong Pareanom dan Beksan Bondoyudho.

Hal ini bagian dari upaya melestarikan sekaligus mempromosikan budaya sebagai identitas bangsa. “Ke depan, kegiatan serupa juga akan dilaksanakan di Belanda dan Vietnam. Belanda sendiri memiliki kerajaan. Ini salah satu wujud kerja sama antarkerajaan dan menghidupkan kembali kebudayaan Mangkunegaran,” ujar dia.

Baca Juga: Saat Raja Thailand Belajar Ilmu Budaya kepada Raja-Raja Jawa

Tim Ahli SIJ Mangkunegoro X, R. Christopher S. Lebe, menyatakan Pura Mangkunegaran memiliki potensi sejarah, seni dan budaya serta wisata. Masyarakat bisa belajar lebih mendalam dan detail ihwal sejarah Mangkunegaran. Selain itu, masyarakat juga bisa memahami pencapaian dan karya seni Mangkunegaran dari masa ke masa.

“Penggalian, dan pengembangan budaya serta sejarah Mangkunegaran mengacu pada riset atau penelitian. Kami berupaya mengombinasikan hasil riset dengan pengembangan dan penggalian budaya,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya