SOLOPOS.COM - Petani di wilayah Colomadu, Kabupaten Karanganyar, bersama pihak PT Pupuk Indonesia, distributor, pegawai BPP Colomadu, pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah berfoto di BPP Colomadu, Senin (17/10/2022). (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — PT Pupuk Indonesia menginisiasi pembuatan demontration plot (demplot) atau lahan percontohan tanaman kedelai di Desa Baturan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

Dengan mengatur penggunaan pupuk yang sesuai dengan kondisi tanah, hasilnya produktivitas tanaman kedelai di demplot tersebut meningkat signifikan. Di lahan pertanian biasa, umumnya petani bisa menghasilkan 5,872 ton kedelai per hektare (ha). Sementara di demplot tersebut diperoleh hasil 6,4 ton kedelai per ha.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Tanaman kedelai yang digunakan adalah varietas grobogan. Demplot itu luasnya 5.000 meter persegi dan dikelola oleh anggota Kelompok Tani Makmur Colomadu, Setiyono.

Dalam penghitungan satu ubin (2,5 meter x 2,5 meter) lahan tersebut diperoleh hasil 4 kg kedelai (polong basah). Sehingga produktivitasnya 4 x 16 sama dengan 6,4 ton per ha. Sedangkan pada pertanian biasa, ubinan yang diperoleh 3,67 kg (polong basah), sehingga provitasnya 3,67 x 16 sama dengan 5,872 ton per ha.

Ekspedisi Mudik 2024

Assistant Account Executive PT Pupuk Indonesia wilayah Karanganyar, Didik Maryadi, mengatakan proses demplot tersebut diawali uji analisis tanah untuk mengetahui kebutuhan pupuk pada lahan tersebut.

Baca Juga: Lewat Babe Guwa, ODGJ Kebakkramat Karanganyar Dilatih Cara Beternak Lele

“Didampingi Balai Penyuluh Pertanian [BPP] Colomadu, kami PT Pupuk Indonesia melakukan uji tanah. Jadi, kebutuhan pupuk di lahan tersebut nanti dasarnya adalah spesifikasi lingkungan dengan upaya uji tanah. Karena manfaat uji tanah itu juga memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya petani pelaksana,” ujarnya, Senin (17/10/2022).

Setelah dilakukan uji tanah pada demplot, diketahui kebutuhan pupuk nitrogen (N) rendah, phosphat (P) tinggi, dan kalium (K) tinggi. “Secara konversi kami rekomendasikan pupuk tunggal dan majemuk. Pupuk tunggalnya adalah urea dan pupuk majemuknya adalah NPK Pusri non subsidi serta penambahan produk inovatif dari pusri yaitu Bioripah dan Nutremag,” kata Didik.

Bioripah adalah pupuk organik cair yang sifatnya pembenah tanah, tahan terhadap penyakit, dan juga untuk mengefisienkan kebutuhan pupuk. Sementara pengendalian hama penyakitnya menggunakan Vicious serta ada tambahan pupuk mikro Nutremag yang memacu pertumbuhan generatif.

Baca Juga: Kementan Didesak Turun Tangan Atasi Masalah Pertanian di Sragen

Sementara itu, Koordinator BPP Colomadu, Joko Wiyono, mengatakan hasil demplot tersebut diharapkan memacu semangat petani untuk mengubah pola tanam padi-padi-kedelai (palawija) untuk memutus siklus hama tanaman.

“Sebagaimana kita ketahui bahwa penanaman padi secara terus-menerus selama tiga kali musim tanam dalam setahun sangat rawan terhadap serangan hama yang merugikan. Makanya harus diselingi palawija. Dengan demplot tersebut diharapkan petani lebih yakin bahwa komoditas kedelai pun tetap menguntungkan,” ujarnya.

Selain itu dengan adanya produksi kedelai petani nantinya diharapkan dapat menyokong kebutuhan kedelai di tingkat lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya