Solopos.com, KLATEN – Kabupaten Klaten akhirnya mendapatkan tambahan alokasi pupuk bersubsidi. Tambahan itu segera didistribusikan ke kios pupuk lengkap menyesuaikan elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK).
Kepastian tambahan alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Widiyanti, Kamis (8/10/2020).
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Ada tiga jenis pupuk pada tambahan alokasi pupuk bersubsidi yakni untuk Urea, SP-36, dan ZA. Sebelumnya, DPKPP mengusulkan tambahan alokasi pupuk bersubsidi.
“Sudah ada tambahan. Kami cek di Manisrenggo kemarin sudah ditambahi. Kami sudah minta distributor untuk mencukupi kebutuhan pupuk bersubsidi di KPL [kios pupuk lengkap],” kata Widiyanti.
Unjuk Rasa di Tugu Kartasura Ricuh, Polisi Tangkap 3 Demonstran
Pengalokasian tambahan kuota itu tak dilakukan dengan pembagian merata ke setiap kecamatan di Klaten. Distribusi tambahan kuota disesuaikan dengan kebutuhan yang tercantum dalam e-RDKK.
“Kami semuanya basis di RDKK. Misalkan kecamatan A alokasinya ajuan 100 ton ternyata alokasi hanya 80 ton. Kami bagi secara proporsional jadi bukan secara rata sesuai luas lahan dan kebutuhan,” jelas dia.
Widiyanti mengakui tambahan pupuk bersubsidi itu sudah ditunggu-tunggu petani Klatten. Sebelumnya, para petani kewalahan mendapatkan pupuk bersubsidi lantaran di sejumlah kecamatan stok pupuk bersubsidi di KPL terserap 100 persen atau kosong terutama urea.
Usung Keranda ke DPRD, Mahasiswa Salatiga Tolak Omnibus Law
Soal penebusan pupuk bersubsidi, Widiyanti mengatakan tetap menggunakan kartu tani. Hal itu sesuai aturan yang hingga saat ini masih berlaku yakni penebusan pupuk bersubsidi harus menggunakan kartu tani mulai 1 September 2020 lalu.
“Memang belum semuanya memiliki kartu tani atau kartu taninya rusak. Kami mengimbau agar segera diurus melalui masing-masing PPL. Kami tetap akan membantu memproses,” urai dia.
Produksi Pertanian Tak Maksimal
Sementara itu, sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi itu dikeluhkan Sukam, 70, salah satu petani Desa Towangsan, Kecamatan Gantiwarno kepada Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Klaten, Sujarwanto Dwiatmoko, saat penyerahan bantuan sosial dari Pemprov Jateng di Towangsan, Kamis.
Sukam mengatakan pada musim tanam sebelumnya hasil produksi pertanian tak maksimal lantaran diserang wereng. Satu patok sawahnya yang biasa menghasilkan 1 ton gabah hanya bisa menghasilkan 5 kuintal.
Update Covid-19 Wonogiri: Positif Tambah 6, Meninggal 1, Sembuh 9
Saat memasuki musim tanam kali ini, Sukam mengaku kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi lantaran ketersediaan pupuk kosong di kios.
“Sampun 40 dinten niku mboten enten pupuk [sudah 40 hari ini tidak ada pupuk],” keluh Sukam.
Lantaran tak ada pupuk bersubsidi, Sukam terpaksa membeli pupuk nonsubsidi dengan harga yang lebih mahal.
“Pupuk mboten subsidi niku setunggal sak ZA Rp170.000,” kata dia. Mendapatkan keluhan itu, Sujarwanto menyatakan membantu Sukam untuk mencukupi kebutuhan pupuk.