SOLOPOS.COM - Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Pondok Pesantren oleh Kementrian PUPR. (Istimewa-Kementerian PUPR)

Solopos.com, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya terus membangun sarana prasarana air bersih dan sanitasi. Hal ini untuk mendukung kebiasaan hidup bersih di tengan pandemi Covid-19.

Pembangunan sarana prasarana tersebut salah satunya melalui program Padat Karya Tunai (PKT) Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Pondok Pesantren/Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK).

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Selain untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, bersih dan sehat, program ini juga bertujuan untuk mempertahankan daya beli masyarakat. Apalagi di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi akibat Pandemi Covid-19.

“Program infrastruktur kerakyatan atau Padat Karya Tunai sangat penting bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Sehingga pembangunan infrastruktur padat karya bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat,” ucap Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Kementerian PUPR Bangun Kampus Baru Politeknik Pekerjaan Umum Semarang, Lulus Langsung Kerja

Ponper PUPR
Pondok Pesantren dan Lembaga Keagamaan.(Istimewa-Kementerian PUPR)

Kemudian pada TA 2021, akan dilaksanakan kegiatan pembangunan 6.000 unit bangunan Mandi Cuci Kakus (MCK) di Pondok Pesantren/LPK yang tersebar di seluruh Indonesia. Adapun anggaran untuk kegiatan itu sebesar Rp1,2 triliun. Selain itu kegiatan ini akan menyerap 36.000 tenaga kerja.

Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi Pondok Pesantren/LPK meliputi pembangunan bangunan MCK. Terdiri dari bilik mandi dan kakus/toilet, tempat wudhu, tempat cuci tangan dan tempat cuci pakaian. Serta instalasi pengolahan air limbah domestik dengan alokasi anggaran setiap unit sekitar Rp 200 juta.

“Untuk program sanitasi pondok pesantren sampai saat ini masih tahap penyesuaian desain dan RAB. Saat ini sedang dilakukan oleh konsultan perencana dan penyediaan tenaga fasilitator lapangan. Kami targetkan konstruksi dapat dimulai menjelang Idulfitri,” ujar Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI.

Baca juga: Airlangga Hartarto: Penyerapan Anggaran PEN Capai Rp134,07 Triliun

Penyerapan Tenaga Kerja

Sanitasi PUPR
Sarana dan Prasarana Sanitasi Pondok Pesantren. (Istimewa-Kementerian PUPR)

Selain itu, terdapat enam kegiatan PKT lain yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya. Adapun total anggarannya Rp3,8 triliun dengan target penyerapan 183.821 tenaga kerja.

Kegiatan tersebut meliputi Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW). Kemudian Tempat Pengolahan Sampah - Reduce Reuse Recycle (TPS3R), Sanitasi Perdesaan Padat Karya (Sanimas). Lalu SPAM Perdesaan Padat Karya (Pamsimas) dan kegiatan kontraktual dengan skema padat karya.

KOTAKU dilaksanakan di 2.099 lokasi dengan anggaran Rp976,6 miliar. Adapun PISEW dilaksanakan di 1.500 kecamatan dengan anggaran Rp 900 miliar. TPS3R di 147 lokasi dengan anggaran Rp 90 miliar. Kemudian Sanimas dilaksanakan di 5.510 lokasi dengan anggaran Rp713,73 miliar. Pamsimas di 4.525 desa dengan anggaran Rp943 miliar. Kemudian kegiatan kontraktual dengan skema padat karya di 155 lokasi dengan anggaran Rp224,9 miliar.

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya