SOLOPOS.COM - Candi Cetho dan Candi Sukuh di Karanganyar. (dok)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kabupaten Karanganyar memiliki banya benda peninggalan zaman dahulu yang sarat akan nilai sejarah. Beberapa di antaranya berupa candi.

Sejauh ini, ada tiga candi yang ditemukan di Karanganyar. Mereka adalah Candi Cetho, Candi Sukuh, dan Candi Kethek. Dua nama yang disebutkan diawal merupakan candi yang lebih populer di kalangan wisatawan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ada sejumlah kesamaan di antara Candi Sukuh dan Candi Cetho yang membuat sebagian orang keliru mengidentifikasinya. Keduanya merupakan candi Hindu Jawa yang dibangun sekitar tahun 1439 Masehi. Dua candi ini mempunyai hubungan dengan ritual ruwatan.

Baca Juga: Bercorak Hindu, Mengapa Prambanan Justru Dikelilingi 7 Candi Buddha?

Mengutip cagarbudaya.kemdikbud.go.id, Rabu (23/3/2022), Bernet Kempers (1959:101) dalam Ancient Indonesian Art berpendapat bahwa Situs Candi Cetho sejak awal didirikan merupakan situs suci. Candi ini berhubungan dengan penghormatan arwah-arwah leluhur yang pada paruh pertama abad XV diubah menjadi sebuah monumen yang mengandung unsur-unsur dari kebudayaan Hindu-Jawa. Bangunan ini memiliki karakter lokal dengan sarana pembebasan arwah leluhur dari semua ikatan duniawi.

candi cetho karanganyar
Pengunjung beraktivitas di Candi Cetho di Kabupaten Karanganyar, Sabtu (9/10/2021). (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Demikian juga dengan Sandi Sukuh.  Mengutip candi.perpusnas.go.id, para ahli menduga Candi Sukuh dibangun untuk tujuan pengruwatan. Yaitu menangkal atau melepaskan kekuatan buruk yang mempengaruhi kehidupan seseorang akibat ciri-ciri tertentu yang dimilikinya. Dugaan tersebut didasarkan pada relief-relief yang memuat cerita-cerita pengruwatan, seperti Sudamala dan Garudheya, dan pada arca kura-kura dan garuda yang terdapat di Candi Sukuh.

Lokasi keduanya relatif berdekatan. Candi Sukuh berada di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso. Sementara Candi Cetho berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi. Jaraknya sekitar 11,1 km atau sekitar 27 menit perjalanan.

Baca Juga: Tanjakan Candi Cetho, Paling Curam di Karanganyar

Beda Candi Cetho dan Sukuh

Meski ada banyak kesamaan, ada sejumlah hal yang membuat Candi Cetho dan Candi Sukuh berbeda. Salah satu perbedaan yang paling mudah dilihat adalah bentuk bangunan. Candi Cetho struktur teras bangunannya berundak-undak, atau sering disebuut punden berundak. Sementara Candi Sukuh berbentuk piramida Mesir. Cenderung mirip peninggalan budaya Maya di Meksiko dan Inca di Peru.

Ilustrasi pengguna Internet di Candi Sukuh. (Dok/JIBI/Solopos)

Berbeda dengan umumnya candi Hindu di Jawa Tengah, arsitektur Candi Sukuh dinilai menyimpang dari ketentuan dalam kitab pedoman pembuatan bangunan suci Hindu, Wastu Widya. Menurut ketentuan, sebuah candi harus berdenah dasar bujur sangkar dengan tempat yang paling suci terletak di tengah.

Adanya penyimpangan tersebut diduga karena Candi Sukuh dibangun pada masa memudarnya pengaruh Hinduisme di Jawa. Memudarnya pengaruh Hinduisme di Jawa rupanya menghidupkan kembali unsur-unsur budaya setempat dari zaman Megalitikum.

Baca Juga: Ini Lokasi Kerajaan Medang, Negeri Pembangun Candi di Jateng-DIY

Pengaruh zaman prasejarah terlihat dari bentuk bangunan Candi Sukuh yang merupakan teras berundak. Bentuk semacam itu mirip dengan bangunan punden berundak yang merupakan ciri khas bangunan suci pada masa pra-Hindu. Ciri khas lain bangunan suci dari masa pra-Hindu adalah tempat yang paling suci terletak di bagian paling tinggi dan paling belakang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya