Solopos.com, SOLO – Indonesia diperkirakan memiliki puluhan ribu kasus corona yang tak terdeteksi. Respons lambat dan minim tes menjadi salah satu penyebabnya.
Hal itu disampaikan London School of Hygiene And Tropical Medicine sebagaimana dikutip Solopos.com dari Suara.com, Kamis (26/3/2020).
Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun
Perantau Wonogiri Pulkam, Bupati: Langsung Data Dan Periksa Jika Sakit!
Para peneliti di lembaga itu memperkirakan jumlah 790 kasus positif corona yang terkonfirmasi pada Rabu (25/3/2020) hanya dua persen dari jumlah sesungguhnya.
Artinya, di Indonesia sebetulnya ada sekitar 39.500 kasus corona. Sayangnya, jumlah itu belum seluruhnya terdeteksi.
Update Corona Indonesia: 20 Orang Meninggal Dalam Sehari
Suara.com sebagaimana melansir The Guardian, menyebutkan sejumlah alasan kenapa hal itu terjadi. Alasan yang pertama adalah respons lambat dan dan minim tes.
Tes yang dilakukan pemerintah mencapai 2.863 orang. Angka ini sangat jauh dari ideal jika mengacu pada jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 264 juta jiwa.
Sandiaga Uno Desak Pemerintah Lockdown Jakarta
Tak hanya itu, pemerintah juga lambat dalam merespons kasus Covid-19. Pemerintah Singapura dan Malaysia misalnya melakukan gerakan penanganan corona pada Februari. Sedangkan, Indonesia baru memulainya pada Maret.
Bahkan, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto juga mengabaikan soal riset Harvard yang menyatakan ada kemungkinan virus corona tak terdeteksi di Indonesia.
1 Warga Positif Corona, Tegal Lockdown!
Minim Layanan Kesehatan
Banyaknya kasus corona tak terdeteksi di Indonesia juga dipicu oleh minimnya akses layanan kesehatan. Analis Reuters menyebutkan sistem kesehatan Indonesia secara signifikan kurang memiliki sumber daya yang baik jika dibandingkan dengan Italia dan Korea Selatan (negara dengan wabaj besar).
Waspada Penularan Corona Dari Pemudik, Sukoharjo Andalkan Ketua RT
Sementara itu, data Kementerian Kesehatan menunjukkan Indonesia memiliki 321.544 tempat tidur rumah sakit. Artinya, hanya 12 tempat tidur untuk 10.000 orang.
Selain itu, data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2017 menyebutkan perbandingan dokter dan penduduk di Indonesia mencapai 4:10.000 atau ada satu dokter menanggung 2.500 orang. Padahal, anjuran WHO yakni 1 dokter menanggung 600 orang.
Tambah Lagi! Pasien Corona di Indonesia Jadi 893 Orang
The Guardian juga mencatat peralatan medis Indoesia masih kurang. Bahkan, para tenaga medis mengenaka jas hujan untuk menggantikan pakaian hazardous material (hazmat).
Menyebar ke Daerah
Gubernur Ganjar Sebut Lonjakan Kasus Corona Bisa Sampai September 2020
Alasan lain banyaknya kasus corona tak terdeteksi di Indonesia adalah pandemi ini telah menyebar ke daerah, tak sekadar di Jakarta. Bahkan, di Papua Barat dilaporkan ada tiga kasus positif corona.
Penanganan kasus corona di daerah khususnya Indonesia bagian timur dinilai mengkhawatirkan. Selain lantaran fasilitas medis yang kurang, kesadaran masyarakat soal kesehatan juga rendah.
Hari Ini Dalam Sejarah: 26 Maret 1979, Israel & Mesir Damai
Di daerah timur misalnya perbandingan dokter dengan pasien mencapai 1 banding 6.250. Jumlah itu sangat jauh di bawah standar WHO yakni 1 banding 600.
Penasihat Senior Direktur Jendeal WHO, Dr. Bruce Aylward, mengatakan wabah virus corona masih sangat mungkin menyebar ke berbagai penjuru dunia selama berbulan-bulan ke depan.
Toko di Purwantoro Wonogiri Dibobol Maling, Pemilik Rugi Rp62 Juta
Jika berkaca pada kasus di Tiongkok, identifikasi corona terjadi pada Januari dan memperkirakan akhir Maret akan terbebas dari Corona. Tiongkok memiliki waktu tiga bulan untuk menyelesaikan wabah di negaranya.
Namun, waktu itu akan berbeda bagi tiap negara jika tak memiliki respons seperti yang dilakukan Tiongkok maupun Korea Selatan.
Wonogiri 2 Positif Corona, 16.886 Orang Malah Pulkam
"Sekarang kalau kita lihat Eropa, Amerika Utara dan Timur tengah, pertumbuhan kasusnya meningkat terus menerus. Negara-negara ini masih menghadapi tantangan selama berbulan-bulan ke depan," kaya Aylward.
Indonesia Berbenah
Bagi Trump Corona Seleksi Alam?
Kini, pemerintah Indonesia mulai menggeliat untuk menghadapi persebaran virus corona. Pemerintah mengubah Wisma Atlet menjadi rumah sakit darurat corona.
Alat-alat kesehatan mulai berdatangan termasuk Avigan dan Klorokuin sebagai pengobatan. Pemerintah juga berencana menggelar rapid test seluas-luasnya.