SOLOPOS.COM - Jalur pedestrian Malioboro yang telah bersih setelah PKL pindah ke Teras Maliboro 1 dan 2. (Harian Jogja/Sunartono)

Solopos.com, JOGJA — Penataan kawasan Malioboro, Jogja, masih menyisakan persoalan. Setelah para pedagang kaki lima (PKL) Malioboro dipindah ke tempat baru, kini pendorong gerobak yang biasanya beroperasi di kawasan Malioboro menuntut janji.

Pasalnya, setelah penataan PKL Malioboro selesai, justru puluhan pendorong gerobak ini menganggur. Bahkan, ada dari pendorong gerobak ini terancam kehilangan rumah karena tidak mampu membayar angsuran kredit rumah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Paguyuban Pendorong Gerobak Malioboro (PPGM), Kuat Suparjo, mengatakan sampai saat ini pihaknya belum mendapat kepastian terkait jaminan pekerjaan pengganti dari pemertintah. Padahal, beberapa waktu lalu pihaknya telah mengadu ke pemkot Jogja untuk minta difasilitasi soal pekerjaan baru setelah penataan Malioboro dilakukan.

Baca Juga: Tegas! Skuter Listrik Dilarang Beroperasi di Kawasan Malioboro Jogja

Lantaran nasib yang tidak kunjung jelas, Kuat bercerita ada anggotanya yang terancam kehilangan rumah karena tidak mampu membayar biaya angsuran pelunasan jika enam bulan tidak melakukan pembayaran. Pihaknya juga mengadu ke DPRD Jogja untuk meminta alternatif solusi bagi nasib para pendorong gerobak.

“Aduan ini kami harapkan disampaikan DPRD Kota Jogja ke pemerintah baik di Pemkot atau Pemda DIY. Pertama kita meminta pekerjaan yang layak agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kedua kita berharap mendapat lapak untuk usaha,” katanya saat mengadu ke DPRD Kota Jogja, kemarin.

Lebih lanjut, Kuat mengatakan saat ini tinggal segelintir pendorong gerobak saja yang bertahan di dalam paguyuban karena merasa pemerintah abai untuk memberikan jaminan. Dari 91 anggota, kini yang bertahan hanya sebanyak 29 orang. Pihaknya juga meminta bahwa skema pemberian lapak tidak harus diberikan kepada semua anggota. Berapa pun yang difasilitasi oleh pemerintah pihaknya siap untuk mengelola.

Baca Juga: Seorang Pedagang di Malioboro Jogja Diamuk Warga, Kenapa?

“Kalau lapak kami tidak masalah dapat di Teras Malioboro 1 atau 2. Seberapa dapatnya, itu yang nanti kita kelola bersama-sama,” ungkap dia.

Ketua Pansus Penataan Malioboro DPRD Kota Jogja, Antonius Fokki Ardiyanto, mengatakan ada dampak lain yang ditimbulkan dari proses penataan kawasan Malioboro. Salah satunya yakni pendorong gerobak yang kehilangan pekerjaan dan terancam menganggur.

Fokki mengatakan pihaknya berencana untuk memberdayakan para pendorong gerobak untuk menjadi tenaga kebersihan di kawasan Malioboro. Rencana itu juga sudah dikoordinasikan dengan sejumlah pihak. Sehingga lewat upaya itu, diharapkan pendorong gerobak bisa menyambung hidup.

“Kalau kita lihat itu sangat mungkin apakah di perubahan Danais yang dilakukan di bulan Maret ini atau nanti di APBD perubahan Kota Jogja. Kalau itu terjadi maka kita bisa membuat solusi yang bagus supaya tidak ada pemiskinan rakyat,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya