SOLOPOS.COM - Gapura masuk Masjid Al Falah Sragen dikemas dengan nuansa anak muda saat Ramadan, Jumat (8/4/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu) 

Solopos.com, SRAGEN — Nuansa berbeda langsung terasa di Masjid Al Falah Sragen pada Ramadan kali ini. Kemeriahan langsung terlihat begitu memasuki gerbang masuk masjid yang terletak di Jl. Raya Sukowati Sragen ini.

Dua baliho bergambar anak-anak muda bergaya terpampang di gapura masuk. Suasana masjid dikemas ala anak-anak muda. Ada tempat berswafoto dengan latar belakang baliho bertulisakan Ramadan Happiness. Ada boks sedekah dengan jalur sedekah mulai Rp35.000-Rp100.000, dan seterusnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Aktivitas ibadah pada Ramadan 2022 ini pun ada yang istimewa di Masjid Al Falah. Takmir masjid memfasilitasi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), para tukang ojek online (ojol), tukang parkir, hingga pemulung untuk belajar membaca Al-Qur’an. Program itu merupakan pengembangan dari kajian setiap Sabtu pagi yang sudah berjalan selama 1,5 tahun terakhir.

Baca Juga: Youtuber Penghafal Al Quran Bakal Hadir di Masjid Sragen Ini

“Dulu itu ada yang namanya program bagi-bagi untuk UMKM, ojol, tukang parkir, dan pemulung. Awalnya ada 30 orang kemudian berkembang menjadi 127 orang yang ngaji di setiap Sabtu pagi di Masjid Al Falah ini,” ujar Ketua Takmir Masjid Al Falah Sragen, Kusnadi Ikhwani, kepada Solopos.com, Jumat (8/4/2022).

Seusai mengaji mereka mendapatkan bingkisan berisi beras, minyak goreng, telur, dan mi instans. Dari 127 orang itu kemudian ditawari untuk belajar membaca Al Qur’an selama Ramadan dan setiap selesai mengaji mendapat santunan Rp25.000/orang. Ternyata ada yang tertarik, ada sampai 70 orang per hari.

Para peserta itu sudah tua-tua, yakni berumur 50-70 tahun. Mereka dikelompokkan berdasarkan tingkatan bacaannya, ada yang Iqra jilid 1, 2, sampai tartil Al Qur’an. Pangajarnya ada enam ustaz. Para peserta belajar membaca Al-Qur’an setiap hari sejak 1 Ramadan lalu kecuali Minggu. Mereka belajar setiap pagi. “Yang paling banyak ibu-ibu,” katanya.

Baca Juga: Sepotong Cerita dari Masjid Jendela Miring Salatiga di Tarawih Perdana

Mereka merasa nyaman belajar membaca Al Qur’an kemudian memberitahu teman-teman mereka sehingga peserta pengajian menjadi banyak. Imam Muda Masjid Al Falah Sragen, Muh. Lutfi Afandi, menyebut awalnya jumlah peserta hanya 50 orang pada awal Ramadan. Setelah berjalan sepekan, peserta bertambah menjadi 70 orang.

“Jadi kajian Sabtu itu masih tetap jalan untuk 127 orang. Mereka mengaji 1,5 jam dan pulang mendapat beras 2 kg, telur -4 butir, minyak goreng ½ kg, dan mi intans 2-3 buah. Kalau belajar membaca Al-Qur’an itu hanya 45 menit dan pulangnya mendapat uang saku Rp25.000/orang sebagai pengganti mereka bekerja,” ujarnya.

Lutfi berkisah program itu muncul karena banyak pelaku UMKM, tukang parkir, tukang ojol, dan pemulung yang sering ke masjid. Takmir masjid melakukan pendekatan agar mereka mau mengaju dengan stimulus bantuan sembako.

Baca Juga: Kodim Sragen akan Adakan Gebyar Wisata Ramadan, Ini Lokasinya

“Mereka itu mau mengaji kalau kebutuhan pokok mereka tercukupi. Maka masjid hadir menjadi solusi. Mereka bisa mengaji dan mendapatkan kebutuhan pokok setelah pulang mengaji. Yang penting mereka mau ke masjid dulu dan lama-lama mereka menjadi ikhlas,” jelasnya.

Selain itu, Lutfi menyebut ada program one day one juz yang dilakukan oleh banyak orang susai Subuh dan Tarawih. Pesertanya cukup banyak antara 50-150 orang per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya