SOLOPOS.COM - Warga saat melihat perlintasan rel KA tanpa palang di Cucukan, Prambanan, Klaten, tempat petani tertabrak KRL Solo-Jogja, Jumat (11/6/2021). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Seorang petani bernama Slamet Sucipto, 65, warga Kongklangan, Desa Kotesan, Prambanan, Klaten, meninggal dunia akibat tertabrak Kereta Rel Listrik atau KRL Jogja-Solo, Jumat (11/6/2021) pukul 14.00 WIB.

Peristiwa itu terjadi saat Slamet yang mengendarai sepeda motor menyeberang perlintasan rel KA tanpa palang di Gupolo, Desa Cucukan, Kecamatan Prambanan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Slamet Sucipto yang mengendarai sepeda motor Honda Supra melaju dari arah selatan ke utara alias Cucukan ke Sanggrahan.

Baca Juga: Waduh! Sudah Ada 2 Kasus Covid-19 Di Klaten Yang Tertular Dari Kudus

Saat itu, Slamet dalam perjalanan pulang dari sawah menuju rumahnya. Di tengah melintasi rel tanpa palang itu, Slamet diduga tak melihat ada KRL melaju dari arah Jogja sedang melintas ke arah Solo.

Lantaran jarak sudah dekat, KRL langsung menabrak Slamet Sucipto. Ia meninggal dunia di lokasi kejadian, sedangkan sepeda motor ringsek.

Semula, warga yang melihat hal tersebut tak berani mendekat. Tak lama berselang, aparat petugas PT KAI dan aparat kepolisian yang memperoleh informasi tersebut langsung mendatangi lokasi kejadian.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Klaten Bertambah 144 Dalam Sehari, Begini Penjelasan Pemkab

Perlintasan Pernah Diusulkan Ditutup

"Tadi Pak Slamet Sucipto itu hendak pulang ke rumahnya. Tahu-tahu tertabrak KA di sini. Kalau penyebabnya apa, saya enggak tahu. Tapi, pendengaran Pak Slamet Sucipto memang agak kurang. Di daerah ini, sering juga orang dilalekke. Itu secara mistisnya. Jadi, harus hati-hati," kata salah seorang warga Kotesan, Prambanan, Purwanto, 47, saat ditemui Solopos.com, di Cucukan, Prambanan, Jumat (11/6/2021).

Purwanto mengatakan perlintasan rel KA tanpa palang pintu itu sering dilintasi warga dari berbagai desa. Termasuk warga Sanggrahan, Cucukan, dan Kotesan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Klaten Meledak, Objek Wisata Masih Diawasi Ketat

Munardi, warga Cucukan, Prambanan, juga mengatakan Slamet Sucipto yang tertabrak KRL memang punya masalah pendengaran yang kurang. Ia menyebut sebelumnya pernah diusulkan agar perlintasan rel KA itu dijaga warga seperti di perlintasan rel Mbah Ruwet di Ceper.

"Tapi, usulan itu tidak disetujui PT KAI. Sebagai warga, kami berharap perlintasan rel di sini tetap dibuka," kata Munardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya