SOLOPOS.COM - Ilustrasi mengajari anak puasa. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Ramadan sudah di depan mata, mengingat puasa memiliki segudang manfaat perlukah mengajari anak untuk menjalankan ibadah tersebut?  Anak-anak yang belum dewasa umumnya termasuk dalam golongan yang tidak diwajibkan untuk puasa, sama seperti ibu hamil dan orang yang bepergian jauh.

Pasalnya, anak-anak dianggap memiliki risiko saat karena tubuhnya masih dalam masa perkembangan serta sistem metabolisme yang berbeda dari orang dewasa.  Anak membutuhkan asupan cairan dan energi yang lebih banyak untuk bisa berkembang secara sehat, terutama perkembangan otak anak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain sebagai cara melatih anak untuk puasa terkait praktik agama, mengajari anak puasa sejak dini dapat memiliki banyak manfaat lain. Manfaat puasa untuk anak tersebut terkait perkembangan pribadinya, misalnya membantu melatih kedisiplinan, pengorbanan diri, dan keterikatan sosial.

Baca Juga: Ketahui Risiko dan Manfaat Puasa bagi Ibu Hamil

Dengan disiplin untuk tidak makan atau minum selama waktu tertentu, anak-anak akan belajar untuk menjadi diri yang disiplin dalam mematuhi peraturan yang telah ditentukan.  Hal ini dapat membentuk karakter anak agar menjadi seorang yang bertanggung jawab, terutama terhadap dirinya sendiri. Lalu apa sajakah manfaatnya, simak ulasannya di tips parenting kali ini.

Dikutip dari hellosehat.com pada Jumat (1/4/2022), berdasarkan penelitian dalam New England Journal of Medicine juga menunjukan bahwa puasa memiliki manfaat seperti berikut:

– Meningkatkan metabolisme,
– Menurunkan kadar gula darah,
– Meredakan peradangan,
– Meningkatkan fungsi otak, serta
– Membantu membuang racun dan sel yang rusak dari dalam tubuh.

Mengingat ada sejumlah manfaat puasa, supaya lebih mudah, berikut ini beberapa tips dan cara mengajari anak puasa:

1. Ajarkan anak puasa pada usia yang tepat

Cara pertama mengajari anak puasa adalah lakukan pada usia yang tepat. Penting bagi orang tua untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengajarkan anak puasa.  Orang tua harus mempertimbangkan apakah buah hatinya sudah mampu untuk berpuasa sebelum mulai mengajarkannya.

Baca Juga: Ibu Hamil Berpuasa di Trimester Pertama, Adakah Efek Terhadap Janin?

Para orang tua disarankan untuk mengajak anak berpuasa bersama menjelang masa pubertas atau setidaknya di atas usia 8 tahun. Beberapa peneliti menyarankan untuk mengajarkan anak puasa pada usia 10 tahun. Anak di bawah usia 8 tahun dianggap masih terlalu dini untuk berpuasa. Namun, usia anak untuk mulai belajar puasa juga bisa lebih cepat tergantung kesiapan orangtua dan si kecil.

2. Lakukan secara bertahap

Untuk melatih anak agar terbiasa berpuasa, sebaiknya dilakukan secara bertahap.  Sebagai tahap awal perkenalan anak dengan puasa, mulai ajari anak untuk puasa selama setengah hari atau dari pagi hingga waktu makan siang. Setelahnya, orangtua dapat mencoba menambah waktu puasa secara perlahan hingga anak dirasa mampu untuk puasa sampai sore hari.

Pada tahap ini, sebaiknya jangan terlalu memaksa anak untuk puasa hingga waktu yang ditentukan.  Hal ini karena dikhawatirkan malah akan membuat anak sakit atau bahkan menjadi tidak suka berpuasa hingga dapat mendorong anak untuk berbohong.

3. Hargai usaha anak untuk berpuasa

Bukan hanya bagi orang dewasa, puasa juga bukan hal yang mudah bagi anak-anak.  Oleh karena itu, menghargai usaha anak saat berpuasa diharapkan dapat meningkatkan semangat anak untuk terus belajar puasa.

Baca Juga: Ini Usia Ideal Anak Belajar Puasa, Simak Ulasannya

Ada banyak cara yang dapat orangtua lakukan. Orangtua dapat memberi penghargaan pada anak setelah puasa dengan memujinya di depan anggota keluarga lain.  Dengan begitu, anak dapat merasa bangga terhadap dirinya sendiri.

Selain itu, orangtua juga dapat menjanjikan hadiah kepada anak jika berhasil melakukan puasa.  Hadiah tersebut dapat berupa barang yang mereka inginkan atau makanan yang mereka suka sebagai menu untuk mengakhiri puasa.

4. Lakukan aktivitas yang menyenangkan bersama anak selama puasa

Aktivitas yang menyenangkan dan anak sukai dapat membuat anak lupa akan rasa lapar yang mungkin timbul. Ambil contoh, orangtua bisa mengajak anak bermain suatu permainan yang ringan dan tidak melelahkan maupun menonton film yang mereka suka. Jika anak merasa lelah, orang tua dapat menyarankan anak untuk tidur siang sejenak agar rasa laparnya tidak terlalu terasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya