SOLOPOS.COM - Ilustrasi nasi putih rendah kalori (Boldsky.com)

Solopos.com, SOLO -- Apakah ada puasa mutih menurut ajaran Islam?

Sebagaimana diketahui, setelah Aurel Hermansyah menggunggah momen dirinya ketika menjalani puasa mutih, tradisi ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebenarnya, ada enggak ya puasa mutih menurut Islam?

Baca Juga: Dilakukan Aurel Hermansyah, Apa Sih Manfaat Puasa Mutih untuk Nikah?

Berdasarkan informasi yang diperoleh Solopos.com dari penelitian yang dilakukan IAIN Kudus, puasa mutih bukan termasuk puasa sunah dalam Islam.

Sehingga puasa mutih menurut Islam tidak ada hukumnya. Di mana puasa mutih saat ini lebih dikenal sebagai bentuk ritual Jawa yang bertujuan untuk mendapatkan berbagai ilmu, seperti ilmu gaib maupun supranatural dan juga menjelang pernikahan.

Baca Juga:  Trik Kreatif Mengatasi Anak Ngompol, Siapa Tahu Manjur

"Secara asalnya saja, puasa mutih memang bukan berasal dari ajaran Islam secara langsung. Kebiasaan atau ritual ini merupakan bentuk perkembangan dari ajaran Islam yang kemudian diadaptasi dalam tradisi atau ritual Iokal di Jawa. Tidak sunah, tentu belum tentu juga bernilai ibadah dihadapan Allah SWT," keterangan dalam penelitian itu.

Bukan hanya itu, pelaksanaan puasa mutih bagi beberapa orang juga memiliki tujuan untuk bisa mendapatkan petunjuk, keberkahan, dan penghapusan dosa dari Allah SWT.

Baca Juga: Geger Kabar Nissa Sabyan Hamil, Cuitan Mbah Mijan Jadi Sorotan

Puasa mutih biasanya dilakukan pada tanggal tertentu saat datangnya bulan purnama yang memunculkan sinar putih.

Puasa Mutih, Hanya Makan Nasi Putih

Meski puasa mutih tidak dijelaskan menurut Islam, tradisi ini masih dipegang teguh oleh sebagian orang.

Dalam pelaksanannnya, seseorang yang melakukan puasa mutih hanya diperbolehkan makan nasi putih dan air putih saja serta tak boleh menambahkan garam, gula, maupun penyedap rasa ke makanan yang dikonsumsi.

Baca Juga:  Anaknya Disebut Selingkuh dengan Hotma Sitompul, Mertua Bams Marah: Saya Dizalimi

Orang Jawa terdahulu percaya untuk menjalani sebuah tujuan atau hajat besar seperti pernikahan harus dilakukan puasa mutih. Puasa mutih sebelum hari H pernikahan konon dipercaya mampu membuat penganti terhindar dari hal negatif.

Tak hanya itu, puasa mutih juga dipercaya membuat pengantin perempuan terlihat lebih cantik dan auranya terpancar saat hari pernikahan.

Baca Juga: 5 Artis yang Suka Nonton Ikatan Cinta, Ada yang Rela Nyamperin ke Lokasi Syuting

Menurut tradisi Jawa pula, puasa mutih dipercaya bisa membersihkan diri sebelum hari H pernikahan.

Lama seseorang melakukan puasa mutih pun berbeda. Ada yang melakukannya tiga hari, tujuh hari hingga 40 hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya