SOLOPOS.COM - Siswa kelas XII SMAN 2 Wonogiri mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah mereka, Selasa (19/10/2021). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI—Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas jenjang SMA/SMK di Kabupaten Wonogiri mengacu pada standar operasional prosedur (SOP) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah.

Ada beberapa opsi yang tak dijalankan, meski sebenarnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri membolehkan. Terkait teknis pengaturan PTM terbatas, masing-masing sekolah memiliki kebijakan tersendiri.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sebagai informasi, SMA/SMK merupakan satuan pendidikan di bawah kewenangan Disdikbud Provinsi, meski kedudukannya di kabupaten/kota. PTM terbatas di Kabupaten Wonogiri digelar mulai Senin (18/10/2021) setelah masuk wilayah aglomerasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2 dan vaksinasi seluruh siswa, guru, dan tenaga kependidikan selesai dilakukan.

Baca Juga: Polisi Wonogiri pun Dilatih Berkendara yang Aman

Ekspedisi Mudik 2024

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Wonogiri, Sentot, saat dihubungi Solopos.com, Selasa (19/10/2021), menjelaskan SMA/SMK memedomani SOP Disdikbud Jawa Tengah dalam melaksanakan PTM. Ada hal yang oleh Pemkab Wonogiri dibolehkan, tetapi SMA/SMK tak bisa menjalankannya, yakni terkait uji coba PTM.

Pemkab Wonogiri membolehkan sekolah langsung menjalankan PTM terbatas tanpa uji coba. Namun, sesuai SOP Disdikbud Jawa Tengah SMA/SMK yang belum pernah menggelar uji coba harus melaksanakan uji coba terlebih dahulu minimal sepekan.

Di Kabupaten Wonogiri ada empat SMA yang sudah pernah menggelar uji coba, yakni SMAN 1-3 Wonogiri dan SMAN 1 Wuryantoro. Hanya empat SMA tersebut yang bisa langsung menggelar PTM terbatas.

Baca Juga: Bupati Pastikan Atlet Klaten Peraih Medali PON XX Papua Dapat Tali Asih

“Uji coba dan PTMT [PTM terbatas] berbeda. Kalau uji coba jumlah siswa yang diikutsertakan sedikit, hanya perwakilan dari masing-masing tingkatan. Fokusnya untuk menyimulasikan PTM. Kalau PTMT bisa mengikutsertakan banyak siswa tetapi dengan pembatasan tertentu,” terang Kepala SMAN 3 Wonogiri itu.

 

Transportasi Siswa

Terpisah, Wakil Kepala SMAN 2 Wonogiri Bidang Kesiswaan, Tarmo, saat ditemui Solopos.com di sekolahnya, Selasa, menyampaikan hal lain yang dibolehkan Pemkab Wonogiri tetapi juga tidak bisa dilaksanakan pada tahap awal PTM terbatas kali ini. Contohnya ihwal transportasi siswa. Pemkab Wonogiri membolehkan sekolah mengikutsertakan siswa yang berangkat dan pulang sekolah menumpang transportasi umum.

Namun, opsi tersebut tidak diambil SMAN 2 Wonogiri. Sesuai SOP Disdukbud Jawa Tengah, sekolah harus memilih siswa berdasar kriteria tertentu. Dua kriteria di antaranya, yakni mendapat izin orang tua dan tidak menggunakan trasportasi umum untuk berangkat dan pulang sekolah.

Baca Juga: Anak di Bawah 12 Tahun Akhirnya Boleh Masuk Objek Wisata di Klaten

“Meski orang tua mengizinkan, tetapi kalau berangkat dan pulang sekolahnya pakai transportasi umum kami tidak mengikutsertakan siswa dalam PTMT [PTM terbatas]. Kalau dalam perjalanannya nanti Disdikbud Jawa Tengah akhirnya membolehkan [mengikutsertakan siswa yang menumpang transportasi umum], kami juga akan mengikuti,” kata Tarmo didampingi Wakil Kepala SMAN 2 Wonogiri Bidang Humas, Wardoyo.

Dia melanjutkan, PTM terbatas di SMAN 2 Wonogiri diikuti 600-an siswa dari total siswa sebanyak 1.274 anak. PTM digelar selama empat hari dalam sepekan, yakni Senin-Kamis. Setiap hari PTM diikuti tiga kelas/rombongan belajar (rombel) per tingkatan.

SMAN 2 Wonogiri memiliki total 36 kelas atau 12 kelas/tingkatan. Senin diikuti tiga kelas X, tiga kelas XI, dan tiga kelas XII. Pengaturan pada Selasa hingga Kamis sama, sehingga satu siswa mengikuti satu kali PTM dalam sepekan.

Baca Juga: 12 Desa Komitmen Lindungi Habitat Burung Hantu di Sungai Pusur Klaten

“Pelajaran yang diberikan empat jam pelajaran/hari. Satu jam pelajaran 45 menit. Ada istirahat 15 menit, tetapi harus di kelas. Makanya kami minta anak-anak membawa bekal sendiri. Jam dimulainya pelajaran antara kelas X, kelas XI, dan XII berbeda. Karena itu jam pulangnya juga berbeda. Selisihnya 45 menit. Ini agar tidak terjadi kerumunan ketika mau dan setelah pembelajaran,” ulas Tarmo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya