SOLOPOS.COM - Siswa SDN Mranggen 1, Polokarto, Sukoharjo, mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas Senin (24/1/2022). (Istimewa/Vitry)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sistem pembelajaran tatap muka (PTM) tingkat sekolah dasar (SD) di Sukoharjo diterapkan dengan dua metode. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo hanya memperbolehkan sebagian SD saja yang bisa melaksanakan PTM 100 persen berdasarkan jumlah siswa per kelas.

Aturan metode PTM SD di Sukoharjo itu diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo dengan nomor 421.2/0033/2022 terkait panduan penyelenggaraan pembelajaran di tengah pandemi Covid-19 semester II tahun ajaran 2021/2022.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di dalam edaran tersebut tertuliskan hanya sekolah dengan jumlah siswa maksimal 20 orang per kelas saja yang diperbolehkan mengadakan PTM 100 persen. Sementara itu, untuk siswa dengan kapasitas siswa lebih dari 20 orang per kelas hanya diizinkan untuk mengadakan PTM maksimal 50 persen dari kuota per kelas. Selain itu, maksimal durasi ditetapkan 6 jam pelajaran dengan waktu masing-masing pelajaran maksimal 35 menit dan istirahat 15 menit.

Baca juga: SMP di Sukoharjo Gelar PTM 100 Persen, Harus Patuhi Ketentuan Ini

Ekspedisi Mudik 2024

Kabid Pendidikan SD Disdikbud Sukoharjo, Budiarti, mengatakan saat ini aturan tersebut sudah diterapkan di seluruh SD di Sukoharjo. Menurutnya, seluruh SD sudah menerapkan sistem PTM sesuai dengan SKB empat menteri. Aturan metode PTM berdasarkan kuota siswa per kelas tersebut ditujukan untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan.

“Sesuai aturan pemerintah pusat, PTM semester II itu wajib dilaksanakan semua satuan pendidikan. Hanya saja kami menerapkan sistem menyesuaikan jumlah siswa di kelas. Kalau siswanya lebih dari 20 orang per kelas hanya kami izinkan 50 persen saja. Kalau di bawah 20 orang kami izinkan menerapkan PTM 100 persen. Soalnya kasihan juga kalau siswanya 10 orang masih dibagi 50 persen per kelas nanti hanya lima orang. Kasihan anak-anaknya kalau siswanya terlalu sedikit,” ujar dia kepada Solopos.com, Senin (24/1/2022).

Vaksinasi Anak SD Belum Menyeluruh

Budiarti mengatakan aturan itu diterapkan juga dipengaruhi faktor vaksinasi anak SD yang belum menyeluruh. Nantinya, apabila vaksinasi siswa SD sudah mencapai 100 persen, pihaknya akan menunggu anjuran Bupati Sukoharjo terkait diperbolehkan atau tidaknya PTM 100 persen diterapkan di seluruh SD.

Baca juga: Sukoharjo Terapkan PTM 100 Persen, Satpol PP Tingkatkan Patroli

“Nanti sembari melihat perkembangan kondisi persebaran Omicron juga. Kalau seluruh siswa SD sudah divaksin semua, baru nanti kami menunggu anjuran dari Bupati dan Kepala Dinas apakah diizinkan 100 persen semua atau belum,” ungkap dia.

Budiarti juga mengatakan selama beberapa hari pelaksanaan PTM terbatas SD, pihaknya belum menemukan kasus persebaran Covid-19 di lingkungan sekolah. Apabila nanti ditemukan kasus, langkah memutus rantai persebaran dengan menghentikan PTM hanya pada kelas yang terdapat kasus konfirmasi dan kontak erat selama 5×24 jam.

“Alhamdulillah sampai saat ini belum ada temuan. Semoga jangan sampai ada klaster hingga nanti kondisi pandemi berakhir,” kata dia.

Baca juga: Sukoharjo Gelar PTM 100% Mulai 17 Januari 2022, Tapi untuk SMP Dulu

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya