SOLOPOS.COM - Kepala SMPN 2 Klaten, Ismadi, Rabu (24/3/2021), menunjukkan salah satu ruang kelas untuk menggelar pembelajaran tatap muka. (Solopos-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Pembelajaran tatap muka di sekolah Klaten, Jawa Tengah memberikan pengalaman unik bagi siswa. Perpetua Rafaela Lundia Deuxima, 16, mislnya, mengaku tak bisa menyembunyikan perasaan senangnya setelah mengikuti uji coba PTM di Klaten, Senin (5/4/2021).

Meskipun hanya dua jam di dalam kelas, hari pertama uji coba itu memberikan pengalaman membekas bagi pelajar kelas X IPA 7 itu. Alhasil, rasa gugup dan senang pun berpadu dalam dua jam PTM dalam kelas.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sejak kali pertama mendapat kabar menjadi salah satu siswa yang ikut uji coba PTM, Lea sangat antusias. Saat-saat yang dia nantikan selama hampir setahun terakhir menjadi kenyataan, merasakan suasana pembelajaran di kelas terlebih SMAN 3 Klaten menjadi sekolah barunya setelah lulus dari SMPN 1 Klaten.

Baca Juga: Jokowi-Prabowo Kompak di Nikah Atta-Aurel

Exicted aja dari sejak diberi informasi bakal masuk sekolah, aku menyiapkan semuanya. Mama dan papa ikut bantu-bantu juga. Orang tua mendukung masuk sekolah,” kata Lea saat ditemui seusai mengikuti hari pertama uji coba PTM, Senin.

Lea sempat gugup ketika kali pertama menginjakkan kakinya di SMAN 3 Klaten dan berseragam putih abu-abu. “Yang bikin nervous itu karena masuk sekolah pertama kali setelah hampir setahun tidak masuk sekolah. Masuk di sekolah yang baru ternyata begini rasanya,” ungkap dia.

Selain bisa kembali merasakan suasana berangkat sekolah dan mengikuti pembelajaran di ruang kelas, Lea akhirnya bisa bertatap muka langsung dengan guru dan teman-teman satu tingkatannya meski harus tetap berjarak.

Baca Juga: Ini 5 Zodiak Jago Berimajinasi, Kamu Termasuk?

“Biasanya hanya bertemu secara virtual, hanya lewat video call. Akhirnya bisa bertemu langsung meskipun belum semuanya. Ternyata ganteng-ganteng. Tetapi hari ini belum bisa mengobrol langsung. Karena masih agak sedikit parno juga. Kami juga tidak boleh berkerumun serta satu kelas itu tidak banyak siswanya,” tutur dia.

Salah satu pengalaman unik yang dirasakan Lea pada hari pertama sekolah lagi terutama suasana ketika dia kali pertama tiba di sekolah. Suasananya jauh berbeda dibandingkan sebelum ada pandemi lantaran Lea langsung disambut rentetan protokol yang harus dilewati untuk mencegah persebaran Covid-19.

“Hari ini yang paling unik itu karena gurunya banyak banget dan mereka berderet tetapi kami tidak salaman. Biasanya kan kalau ketemu guru salaman,” ungkap dia.

Baca Juga: 4 Zodiak Ini Konon Tidak Suka Berbagi, Benarkah?

Lea mengaku tak masalah jika harus mengikuti serangkaian protokol kesehatan ketat demi bisa belajar lagi di sekolah. Hal itu termasuk harus duduk sendirian di dalam kelas, mengenakan masker, hingga terus berjarak dari awal masuk pintu gerbang sekolah hingga keluar pintu gerbang sekolah. Setidaknya, Lea bisa bertemu langsung dan merasakan suasana pembelajaran di dalam kelas yang sudah dia nanti-nantikan selama hampir setahun terakhir.

Antusisme Belajar

Perasaan senang bisa kembali belajar di sekolah dengan uji coba PTM itu juga disampaikan Adam, 16, siswa kelas IPS 2 SMAN 3 Klaten. Salah satu yang membuat Adam antusias belajar di sekolah bisa mengobrol langsung dengan teman seangkatannya. Dia mengakui sempat ditegur guru gegara rambutnya yang gondrong. “Karena belajar daring dan kemarin belum sempat potong rambut,” kata dia.

Salah satu orang tua siswa, Wiwik, 38, mengatakan ada kendala yang dialami selama siswa belajar daring. Salah satu yang memberatkan yakni pengeluaran lebih untuk membeli kuota internet. Selain itu, anak tak bisa optimal mengikuti pembelajaran. “Kalau pembelajaran daring pengawasannya tentu kurang. Saya takutnya itu kalau terus daring nanti anak jadi bodoh,” kata dia.

Baca Juga: Kata Fengsui Ada 5 Kesalahan Umum Penataan Rumah

Bukan hanya siswa dan orang tua, para guru antusias bisa memberikan materi pembelajaran secara tatap muka. Pasalnya, sudah setahun lamanya atau sejak Maret 2021 kegiatan pembelajaran hanya bisa dilakukan secara daring. Meski harus menyiapkan serangkaian protokol, sarana dan prasarana, serta memberikan dua kali pembelajaran dalam bentuk daring dan tatap muka, bagi para guru hal itu tak jadi soal.

“Ibarat mesin dinyalakan itu butuh ini proses panjang. Pembelajaran kan sudah setahun lebih dilakukan secara daring. Untuk membangkitkan lagi [pembelajaran tatap muka] memang butuh energi banyak, tetapi ini tidak masalah. Karena memang keberadaan guru di kelas itu tidak bisa ditinggalkan oleh teknologi apapun. Seperti ketika kami batuk, meludah, ketemu, orang, berpakaian, ibadah, dan lain-lain [ketika PTM] dilihat oleh siswa dan ini menjadi proses pembelajaran,” kata Wakil Kepala Bidang Humas SMAN 3 Klaten, Kusnadi Pujianto.

Uji coba PTM di Klaten digelar di empat sekolah mulai Senin (5/4/2021) dan berlangsung hingga Jumat (16/4/2021). Selain SMAN 3 Klaten, uji coba digelar di SMKN 3 Klaten, MAN 1 Klaten, serta SMPN 2 Klaten. Namun, pada uji coba itu sekolah wajib menerapkan protokol kesehatan ketat serta ada pembatasan jumlah siswa yang mengikuti uji coba setiap harinya yakni maksimal 120 orang.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya