SOLOPOS.COM - Suasana terminal angkutan kota atau angkuta di kawasan perkotaan Wonogiri, Rabu (22/9/2021). (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Sopir angkutan umum perkotaan atau angkuta Wonogiri berharap para pelajar diperbolehkan berangkat dan pulang sekolah menggunakan transportasi umum saat pembelajaran tatap muka (PTM) bergulir.

“Sejak awal pandemi Covid-19, pendapatan kami [sopir angkuta] anjlok drastis. Salah satunya karena tidak ada PTM di sekolah,” kata Ketua Paguyuban Sopir Angkuta Wonogiri, Suprapto, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (22/9/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut Suprapto, pada kondisi normal sebagian besar pengguna jasa angkuta Wonogiri merupakan pelajar atau anak-anak sekolah. Ketika pelajar tidak masuk sekolah karena harus belajar secara daring, penumpang angkuta pun turun drastis.

Baca Juga: Banyak Pemohon BPUM di Wonogiri yang Tak Lolos, Ternyata Ini Penyebabnya

Kini dengan adanya rencana PTM, Suprapto dan sopir angkutan umum lainnya did Wonogiri berharap agar para siswa diperbolehkan naik angkuta saat berangkat dan pulang sekolah. Saat ada uji coba PTM beberapa waktu lalu, siswa dilarang naik angkuta umum.

Suprapto berharap kali ini ada pelonggaran. “Harapan kami bisa seperti semula lagi, saat ini kasus Covid-19 ini mulai melandai. Inginnya anggota semua sejahtera. Kalau toh sudah boleh PTM ya seperti semula. Siswa boleh naik angkuta atau transportasi umum,” ujarnya.

Pendapatan Turun Drastis

Ia mengatakan pendapatan sopir angkuta turun drastis selama pandemi. Saat anak sekolah masuk, mereka bisa mendapatkan penghasilan kotor hingga Rp300.000 dalam sehari. Pendapatan kotor itu terpotong untuk setoran dan bahan bakar dan menyisakan pendapatan bersih Rp70.000-Rp100.000 per hari.

Baca Juga: GTT Senior Wonogiri Pesimistis Lolos Ujian PPPK, Ini Alasannya

Sedangkan saat pandemi, pendapatan kotor sopir angkutan umum perkotaan Wonogiri rata-rata hanya Rp50.000 hingga Rp70.000. Bahkan ada yang hanya mendapat Rp40.000 dalam satu hari.

Selain itu jumlah unit armada angkutan yang beroperasi berkurang. Dari 85 mobil yang ada, hanya setengah jumlah itu yang masih berjalan. Para sopir hanya bisa pasrah dengan keadaan saat ini. Di sisi lain, ada beberapa bantuan yang diterima kepada para sopir yang berjumlah 130 orang.

“Penumpang turun drastis. Pedagang yang naik angkuta juga sempat tinggal sedikit, mungkin karena takut juga. Tapi kami juga menyadari protokol kesehatan hal utama. Kami siap menegakkan itu dan sebagian sopir sudah divaksin,” kata Suprapto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya