SOLOPOS.COM - KM Egon bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. (Ilustrasi/Dok/JIBI/Antara)

KM Egon bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. (Ilustrasi/Dok/JIBI/Antara)

SOLO—PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III tahun ini menyiapkan investasi besar senilai Rp6,1 triliun. Direktur Keuangan PT Pelindo III, Wahyu Suparyono, menyampaikan wilayah-wilayah yang akan dilakukan pengembangan di antaranya Pelabuhan Utama Tanjung Perak, dengan dominasi investasi mencapai Rp3,1 triliun.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saat ini antrean kapal di Tanjung Perak bisa mencapai dua sampai tiga hari. Dengan adanya investasi ini harapannya waktu tunggu kapal bisa nol,” kata Wahyu, saat ditemui Solopos.com, di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (21/2/2013).

Investasi selanjutnya adalah di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Dia mengatakan, Semarang adalah pintu gerbang masuk wilayah Jateng, Jogja.

“Selama ini, kendala kami adalah ancaman rob yang selalu datang saat musim hujan atau saat pasang laut. Untuk memperbaiki kondisi ini kami akan buat polderisasi dengan nilai investasi berkisar Rp100 miliar,” kata dia.

Di provinsi lain, investasi juga akan dilakukan di wilayah Kalimantan Selatan tepatnya di Pelabuhan Banjarmasin, Pelabuhan Kota Baru dan NTB-NTT.

Investasi ini didanai pinjaman dalam dan luar negeri. “60% utang,” kata dia. Pinjaman diperoleh salah satunya dari Bank ANZ. “Utang pertama kami di ANZ berkisar US$60 juta atau sekitar Rp600 miliar. Saat ini kami sedang memroses pinjaman luar negeri US$150 juta atau sekitar Rp1,8  triliun. Utang ini masih menunggu persetujuan Menko Perekonomian.”

Semua rencana investasi itu, lanjut Wahyu, dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kinerja bongkar muat barang dan pelayanan kepada pemilik barang.  Investasi besar di Tanjung Perak, juga untuk mendukung potensi hub Indonesia wilayah timur.

Di Tanjung Perak Surabaya, PT Pelindo III menargetkan proyek itu kelar triwulan I-2014. “Sekarang masih konstruksi.” Dia memproyeksikan, jika investasi itu kelar maka akan terjadi lonjakan yang eksponensial terutama untuk kapasitas bongkar muat barang. Jika saat ini kapasitas bongkar muat barang di pelabuhan tersebut berkisar 1,4 juta TEU’s, tahun 2014 bisa menyentuh 3 juta TEU’s. “Ini akan sukses harus melakukan pengerukan alur. Alur dari perairan bebas ke pelabuhan. Setelah dikeruk, alur baru ini kedalamannya  -14 meter. Supaya kapal besar masuk.”

Mengenai pembangunan polder system di Tanjung Emas Semarang, Humas PT Pelindo III, Edi Priyanto, menambahkan bahwa investasi ini bertujuan untuk mengurangi dampak pasang air laut yang selalu menyebabkan rob di kawasan pelabuhan. PT Pelindo berencana membangun tanggul di dermaga dan membuat kolam resisten di kawasan pelabuhan. “Kolam retensi ini nantinya digunakan untuk memompa air. Dalam kolam tersebut ada drainase yang bisa mengalirkan air ke laut.”

Pihaknya berharap, dengan mengurangi dampak rob ini maka pelayanan bongkat muat barang di Tanjung Emas lebih maksimal. “Kami tidak mungkin meninggikan pelabuhan karena selain butuh investasi tinggi, kami punya problem yaitu selalu ada penurunan permukaan tanah rata-rata dua sentimeter per tahun. Jadi kami bikin polder system itu.”

Selain investasi mengembangkan pelabuhan, manajemen Pelindo III juga tengah menyiapkan investasi untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja bongkar muat di Terminal Petikemas Semarang (TPKS). Manajemen Pelindo III menyiapkan dana sekitar Rp603 miliar yang akan digunakan untuk perluasan lapangan penumpukan petikemas, penambahan panjang dermaga, dan penambahan alat bongkat muat petikemas.

Lapangan penumpukan akan diperluas dari 18,7 hekter menjadi 24 hektar. Tahap awal akan dilakukan perluasan lapangan petikemas seluas 3,2 hektar yang sudah dimulai sejak November 2012.  Anggaran untuk melakukan pekerjaan tersebut sebesar Rp70 miliar.

“Perluasan lapangan penumpukan tahap kedua seluas 2,1 hektar sudah dimulai sejak Januari kemarin sekaligus untuk menambah panjang dermaga dari 495 meter menjadi 600 meter. Biaya yang dibutuhkan untuk kedua pekerjaan tersebut mencapai 235 miliar,” jelasnya.

TPKS juga akan menambah dua unit container crane (CC), 10 unit combined terminal tractor (CTT), 5 unit rubber tyred gantry (RTG), dan 1 unit reach stacker (RS), untuk meningkatkan kapasitas bongkar muat barang.

“Investasi untuk pengadaan alat bongkar muat mencapai Rp298 miliar,” tambahnya.

Selama ini Terminal Petikemas Semarang merupakan pintu masuk ekspor-import di Jawa Tengah. Kondisi ini membuat tren arus petikemas di TPKS setiap tahun semakin meningkat. Pada tahun 2009 arus petikemas yang melalui terminal petikemas satu-satunya di Jawa Tengah itu hanya tercatat sebanyak 356.755 TEU’s. Tahun berikutnya tercatat sebanyak 384.909 TEU’s.

Saat ini, arus petikemas sudah mencapai 457.055 TEU’s. Jumlah tersebut meningkat tujuh persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 427.468 TEU’s.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya