SOLOPOS.COM - Kantor PT Industri Kereta Api (Inka) di Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis (29/4/2021). (Abdul Jalil/Solopos.com)

Ekspedisi Tol Trans Jawa

Solopos.com, MADIUN -- Hari kedua tim ekspedisi Tol Trans Jawa yang digelar Solopos Group bekerja sama dengan Jasa Marga mengunjungi industri manufaktur kereta api satu-satunya di Indonesia, yaitu PT Industri Kereta Api (Inka). Perusahaan pelat merah ini bermarkas di Kota Madiun, Jawa Timur.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Tim ekspedisi datang ke kantor BUMN itu pada Kamis (29/4/2021) pagi. Sebelum masuk ke ruang direksi, seluruh anggota tim ekspedisi harus mematuhi protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19. Seperti harus mencuci tangan dengan sabun dan mengecek suhu badan. Sebelum pertemuan berlangsung, anggota tim ekspedisi Tol Trans Jawa juga diharuskan melakukan rapid antigen dengan hasil negatif.

Keberadaan jalan Tol Trans Jawa sangat berarti bagi perusahaan sebesar Inka. Manfaat jalan bebas hambatan itu sangat dirasakan perusahaan terutama dalam pengiriman kereta hasil produksi Inka.

Ekspedisi Mudik 2024

Direktur Pengembangan PT Inka, Agung Sedaju, mengatakan jalan Tol Trans Jawa sangat besar sekali manfaatnya. PT Inka bisa menghemat anggaran pengiriman kereta hingga ratusan juta rupiah setelah ada jalan tol.

Sebelum jalan Tol Trans Jawa beroperasi, kata dia, butuh waktu tiga sampai empat hari untuk mengirimkan kereta dari Madiun ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Setelah jalan tol beroperasi, waktu tempuh dipangkas hingga hanya membutuhkan waktu enam sampai delapan jam untuk mengirim kereta dari Madiun ke Pelabuhan Tanjung Perak.

“Sebelum ada tol, waktunya bisa sampai empat hari. Biaya pengiriman pun tiga kali lipat dibandingkan dengan setelah ada tol,” kata dia.
Agung menuturkan untuk penghematan yang bisa dilakukan PT Inka dari pengiriman barang ini antara Rp100 juta hingga Rp200 juta per pengiriman satu kereta. Setelah ada jalan tol, biaya sebesar itu bisa dipangkas.

Para pekerja PT Inka membuat salah satu bagian kereta api, Kamis (29/4/2021). (Damar Sri Prakoso)

Apalagi jika pengiriman kereta di Jabodebek, tentunya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan tambah besar. Hal ini karena waktu kirim antara sepuluh hingga dua belas hari. Setelah ada tol, waktu pengiriman kereta hanya membutuhkan dua hari.

“Sebagai gambaran, tarif sewa truk trailer untuk mengangkut kereta itu mencapai Rp25 juta per hari. Belum yang lain, seperti biaya pengawalan dan biaya lainnya. Sehingga biaya pengiriman menjadi besar,” ujarnya.

Namun, biaya-biaya tersebut bisa lebih kecil setelah ada jalan tol. Karena untuk biaya sewa truk yang tadinya tiga hari menjadi satu hari. Selain itu, risiko di jalan juga bisa diminimalkan saat lewat jalan tol. Risiko seperti kereta rusak sangat mungkin terjadi karena waktu pengiriman cukup lama.

Beda Ukuran

Kereta yang diekspor sebagian besar harus dibawa melalui jalur darat dari pabrik sampai ke pelabuhan. Setelah itu kereta akan diangkut menggunakan kapal laut menuju negara tujuan. Hal ini karena kereta pesanan luar negeri memiliki ukuran yang berbeda dan tidak sesuai dengan jalan rel di Indonesia. Sehingga, mengangkut kereta melalui darat menjadi jalan yang tepat.

“Seperti kereta LRT Jabodebek kemarin, itu dikirim menggunakan jalur darat, lewat jalan tol. Kalau tidak ada jalan tol, harus membutuhkan berapa lama dari Madiun ke Jakarta. LRT itu dikirim dengan menggunakan truk karena ukuran relnya memang berbeda. Sehingga mau tidak mau ngirim kereta ya lewat darat, tidak langsung dikirim menggunakan jalur rel,” terang dia.

Pekerja PT Inka memeriksa kondisi kereta api sebelum dikirim ke pemesan, Kamis (29/4/2021). (Damar Sri Prakoso)

Bukan hanya persoalan pengiriman kereta, jalan Tol Trans Jawa juga sangat penting untuk efisiensi anggaran kedinasan. Sebagai contoh, sebelum ada tol ini, setiap kali ada tugas kedinasan bagi pegawai dari Madiun ke Jakarta, PT Inka harus menyiapkan anggaran transportasi senilai Rp1,5 juta untuk tiket pesawat. Setelah ada tol, PT Inka bisa menghemat anggaran kedinasan karena menggunakan jalur darat. Sedangkan waktu yang dibutuhkan dari Madiun ke Jakarta pun hanya sekitar delapan jam tiga puluh menit.

“Itu pun sudah dari gerbang Inka ke gerbang mes. Jadi kalau sekarang ingin memberangkatkan lima pegawai untuk tugas dinas ke Jakarta, lebih efisien dan hemat dengan mobil. Selain itu, juga bebas dari Covid-19 karena menggunakan mobil sudah disterilisasi. Tidak berkontak dengan orang lain yang tidak jelas status Covid-19,” kata Agung.

Direktur Pengembangan PT Inka, Agung Sedaju (kanan), diwawancarai tim eskspedisi Tol Trans Jawa, Kamis (29/4/2021). (Damar Sri Prakoso)

“Saya pribadi juga lebih suka pakai jalur darat. Kalau jadwalnya mendadak dan tidak mungkin dikejar darat, baru saya naik pesawat. Selama pandemi Covid-19, seingat saya, baru dua kali naik pesawat. Selama ini kalau ada acara di Jakarta ya selalu naik mobil.”

Lebih lanjut, infrastruktur jalan tol ini sangat penting dan berpengaruh terhadap dunia industri. Terutama manufaktur dan perusahaan yang berorientasi pada produk ekspor.

Seperti Inka, kata Agung, banyak komponen-komponen yang harus didatangkan dari luar negeri maupun luar kota. Akses jalan tol ini kemudian sangat menunjang untuk memenuhi kebutuhan produktivitas perusahaan.

“Saya melihat, kalau Jawa ini akan menjadi pusat industri. Di mana pengelolaan dan manufaktur ada di Jawa. Fungsi jalan tol itu sangat penting. Seperti Inka, yang produknya berkonsentrasi pada ekspor, tentu infrastruktur jalan tol ini penting. Karena saingan kita adalah negara lain yang infrastrukturnya bagus,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya