Harianjogja.com, BANTUL- Buruknya anggapan masyarakat terhadap pekerjaan Pekerja Seks Komersial (PSK) serta tak adanya agunan membuat para PSK di kawasan Parangkusumo Bantul tak dapat mengakses pinjaman ke lembaga keuangan formal seperti bank atau koperasi.
Lastri (bukan nama sebenarnya), 30, salah satu pemandu karaoke di Parangkusumo yang kini menjadi PSK mengungkapkan, pinjam uang ke rentenir menjadi pilihan paling mudah ketimbang meminjam di bank atau koperasi berbunga rendah.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Dua jenis lembaga itu tak akan memberikan pinjaman ke warga berstatus PSK seperti dia apalagi tak ada agunan. “Kalau ke bank harus ada agunan, atau kalau enggak ada usaha, kalau seperti kami ini, enggak ada yang mau percaya, bahkan koperasi,” tuturnya, Sabtu (23/11/2013).
Kebanyakan yang menjadi rentenir, menurut Lastri, merupakan warga setempat. “Seperti mata rantai, yang meminjamkan warga di sini juga. Katanya mereka juga dapat uang pinjam ke bank jadi bunga ke kami tinggi,” imbuhnya.
Ia menyebut 60% PSK di Parangkusumo terjerat rentenir karena alasan serupa. Tak dapat dipastikan jumlah PSK yang beroperasi di sini karena datang silih berganti. Namun dipastikan mencapai ratusan orang.