SOLOPOS.COM - Anggota Dewan Pertimbangan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Sukoharjo, Choirul Rus Suparjo (tengah), menyampaikan klarifikasi terkait kasus meninggalnya pesilat remaja di Trangsan, Gatak, Sabtu (11/7/2020). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO – Latihan silat berujung maut yang dialami remaja pesilat asal Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Minggu (5/7/2020) memasuki babak baru. Korban bernama Faizal Adi Rangga yang merupakan remaja pesilat itu meninggal dunia akibat mengalami pemukulan saat berlatih di Sukoharjo.

Pengurus Persaudaraan Setia Hati Terate atau PSHT Sukoharjo mengatakan kasus pemukulan ini murni penganiayaan, bukan latihan. Hal ini diungkapkan anggota Dewan Pertimbangan PSHT Sukoharjo, Choirul Rus Suparjo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Choirul menyebut pemukulan saat latihan yang dilakukan sembilan pelaku terhadap remaja pesilat Sukoharjo tersebut murni kasus penganiayaan. Dalam ajaran pencak silat PSHT, latihan fisik dan mental harus mengedepankan kesiapan fisik pesilat.Apabila kondisi fisik pesilat belum siap maka tak boleh ada pemukulan di bagian tubuhnya.

Kenalkan, Ini Daniella Si Bakul Hik Cantik di Klaten, Pelanggan Dijamin Auto-Modus 

“Saya pun jika kondisi fisik tak siap bakal terjatuh jika dipukul. Memang ada latihan untuk meningkatkan kebugaran tubuh namun kondisi fisik harus benar-benar prima,” ujar dia saat jumpa wartawan, Sabtu (11/7/2020).

Dia menambahkan, pemukulan saat latihan yang dilakukan pelaku terhadap remaja pesilat Sukoharjo itu bukan ajaran PSHT.

“Kami keberatan jika latihan pencak silat di Gatak yang berujung maut merupakan bagian latihan PSHT Sukoharjo. Ada organisasi lain yang mengatasnamakan PSHT dengan memakai seragam hitam dengan lambang bunga terate. Ada dualisme kepemimpinan sesuai hasil parapatan luhur [Parluh] 16 dan 17. Bisa dikatakan ilegal karena bukan resmi anggota PSHT,” sambung dia.

Wadaw! Petugas Tiket Bus Sumber Group Jurusan Surabaya-Jogja Positif Covid-19 

Pelajaran Bersama

Lebih jauh, Choirul menyampaikan kasus meninggalnya pesilat remaja di Gatak menjadi pembelajaran semua pihak.

“Kasus ini mirip kasus di Banjarsari, Solo. Kasus ini menjadi pembelajaran bagi aparat penegah hukum dan masyarakat. Jangan sampai terulang lagi di masa pandemi Covid-19,” papar dia.

Sebelumnya, aparat kepolisian telah menangkap sembilan pelaku yang diduga terlibat menyerang Faizal saat latihan silat. Enam pelaku di antaranya masih di bawah umur, sementara tiga pelaku lain sudah dewasa. Pemukul remaja pesilat Sukoharjo itu telah ditahan di Mapolres Sukoharjo.

Ambyarrr… Thathit Paksi Penabuh Gendang Dory Harsa Nikah Gaes 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya