SOLOPOS.COM - Ekskavator beroperasi di umbul Dukuh Gedong, Desa Gedongjetis, Kecamatan Tulung, Rabu (10/11/2021). Umbul yang terdapat banyak benda objek diduga cagar budaya tersebut bakal dibangun menjadi objek wisata air. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Umbul di Desa Gedongjetis, Kecamatan Tulung, Klaten, mulai dibangun pemerintah desa setempat untuk dikembangkan menjadi objek wisata. Proyek pembangunan tersebut dikhawatirkan merusak bebatuan candi yang ada di kawasan umbul.

Pada tahap awal pembangunan objek wisata itu, satu ekskavator dikerahkan. Berdasarkan pantauan, ekskavator melakukan pengerukan dan membersihkan puing-puing bangunan umbul.

Promosi Siap Mengakselerasi Talenta Muda, Pegadaian Lantik Pengurus BUMN Muda Pegadaian

Selain puing bangunan anyar, ada bebatuan candi yang berada di umbul tersebut. Bebatuan candi yang ada di kawasan tersebut disendirikan dan ditumpuk di tepian umbul. Sementara itu, sumber mata air umbul dipagari.

Baca Juga: Kisah Penemuan Candi Watu Genuk di Boyolali Berawal dari Batu Miring

Umbul itu ada di Dukuh Gedong, Desa Gedongjetis. Lokasinya berada pada tepi jalan penghubung Gedongjetis ke Objek Mata Air Cokro (OMAC).

Kawasan umbul cukup teduh dengan rindangnya pohon-pohon besar di sekeliling sumber mata air tersebut. Sejak lama di tempat tersebut ada batuan candi.

Salah satu pegiat pelestari cagar budaya Klaten, Hari Wahyudi, mengatakan pembangunan atau renovasi umbul menggunakan alat berat bersinggungan dengan objek diduga cagar budaya di tempat tersebut baik yang sudah didata maupun yang belum didata. Dikhawatirkan, proyek pembangunan itu merusak bebatuan candi di tempat tersebut.

Baca Juga: Lowongan Perangkat Desa Diserbu, Segini Penghasilannya di Wonogiri

Hari kecewa sebelumnya proyek tersebut tak dikoordinasikan dengan dinas terkait menyusul banyaknya benda yang semestinya dilindungi.

“Banyak terdapat ODCB di tempat tersebut. Ada satu yoni ditambah beberapa batu fragmen ragam hias candi dan puluhan atau mungkin ratusan batu-batu material candi berbagai ragam. Tentu saja kekhawatirannya batu rusak dan hilang karena setahu saya renovasi itu sebelumnya tidak melibatkan dinas terkait atau orang yang paham tentang ODCB,” urai Hari saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (10/11/2021).

Hari memperkirakan di sekitar umbul sebelumnya ada bangunan candi. Namun, material candi sudah tersebar hampir ke setiap rumah. Semula ada arca di tempat itu. Namun, warga menyatakan arca tersebut sudah raib.

Baca Juga: Mobil Ambulans NU Pertama di Indonesia Ternyata dari Klaten

Lantaran proyek terlanjur berjalan, Hari mengatakan batuan candi yang sudah menyebar harus ditata ulang. Jika desa tak mampu, Hari menyarankan agar bebatuan candi tersebut diserahkan ke dinas terkait agar disimpan dan dilakukan perawatan. Hal itu menjadi upaya yang paling mungkin dilakukan untuk menyelamatkan ODCB yang masih tersisa di umbul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya