SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

Solopos.com, JAKARTA — Kawasan Jawa Bali terancam mengalami krisis listrik. Hal ini diproyeksikan terjadi lantaran proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 x 1.000 megawatt (MW) di Batang, Jawa Tengah dipastikan tidak akan selesai terbangun pada 2018-2019.

Direktur Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman, mengungkapkan berdasarkan rapat koordinasi dengan Menko Perekonomian dan Pemprov Jawa Tengah di Semarang, dipastikan PLTU Batang tidak akan selesai pada waktu yang ditentukan yakni pada 2018-2019.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Rapat dengan Menko Perekonomian diputuskan akan dicari lahan lain untuk membangun PLTU dengan kapasitas yang sama untuk mengantikan PLTU Batang,” ucap Jarman di Jakarta, seperti dikutip detik.com, Jumat (8/8/2014).

Jarman mengungkapkan, diperlukan upaya antisipasi cepat untuk mengantisipasi tidak masuknya pasokan listrik dari PLTU Batang total 2.000 MW pada 2018-2019. “Jika tidak ada upaya pembangunan pembangkit tambahan untuk menutupi kapasitas PLTU Batang yang molor, maka Jawa krisis listrik,” ujar Jarman.

Mengapa molornya PLTU Batang molor Jawa-Bali krisis listrik? Direktur Perencanaan dan Afiliasi PT PLN (Persero), Murtaqi Syamsuddin, mengungkapkan, kebutuan listrik Jawa-Bali pada 2018 mencapai 32.346 MW, sementara pada 2018 kapasitas terpasang pembangkit PLN dan IPP mencapai 30.261 MW.

Tentunya jika PLTU Batang tidak masuk kapasitas terpasang pembangkit listrik di Jawa-Bali hanya 28.261 MW sementara kebutuhannya khususnya pada beban puncak pada 2018 mencapai 32.346 MW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya