SOLOPOS.COM - Ilustrasi rel kereta api (JIBI/Solopos/Dok)

Lahan yang dibebaskan untuk proyek kereta bandara meliputi radius 56 meter dari as tol Soker.

Solopos.com, BOYOLALI — Lahan dan bangunan dalam radius 56 meter dari titik tengah tol Solo-Kertosono (Soker) dipastikan bakal dibebaskan untuk proyek kereta bandara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah kompleks perumahan di sekitar tol Soker dipastikan ikut tergusur. Hal itu karena rel kereta api (KA) yang menghubungkan Stasiun Solo-Balapan dengan Bandara Adi Soemarmo akan dibangun di lahan dalam radius 45 meter dari titik tengah tol Soker.

Kepala Desa Dibal, Ngemplak, Budi Setyono, mengatakan ada 101 bidang lahan dan bangunan di desanya yang terkena proyek rel KA bandara. Tanah dan bangunan itu berada di sepanjang sisi selatan tol Soker.

Budi mengaku mendata lahan dan bangunan itu setelah mendapatkan surat edaran (SE) dari Pemkab Boyolali ihwal rel KA bandara. Dalam SE tersebut, lahan dan bangunan di sisi selatan tol Soker bakal dibebaskan, khususnya dalam radius 56 meter dari titik tengah tol.

“Hasilnya, ada 101 bidang lahan dan bangunan yang bakal terkena dampak proyek. Namun, data ini masih belum kami sosialisasikan kepada warga pemilik lahan dan bangunan,” terangnya kepada Solopos.com, Selasa (25/7/2017).

Budi optimistis warganya merelakan lahan dan bangunan mereka dibebaskan untuk proyek rel KA bandara. Hal itu berkaca pada pembebasan lahan untuk tol Soker sebelumnya yang berjalan lancar.

“Selama ini warga kami tak banyak tuntutan, selama harga kompensasi masih dianggap wajar. Warga mendukung program pemerintah,” terangnya.

Sementara itu, pembebasan lahan dan bangunan dalam jumlah banyak juga terjadi di Desa Sawahan, Ngemplak. Rumah-rumah di desa tersebut cukup banyak, terutama hunian perumahan.

Bahkan, perumahan-perumahan Permata di wilayah RT 007/RW 010 berada di jarak yang mepet dengan tembok tol Soker. Kades Sawahan, Poniman, menyebutkan 90-an bidang lahan dan rumah bakal tergusur jika proyek rel bandara dimulai.

Jumlah tersebut bisa bertambah jika lebar lahan untuk rel kereta ditambah. “Sejauh ini, lahan selebar 24 meter dari tembok tol harus bebas. Kalau batasan diperluas, ya akan bertambah lagi,” terangnya.

Sebelumnya, warga Sawahan yang tinggal di tepian tol mempertanyakan kepastian proyek rel kereta menuju bandara. Hingga saat ini mereka belum menerima sosialisasi secara resmi ihwal proyek tersebut.

“Warga terus bertanya-tanya kira-kira seberapa lebar lahan yang dibebaskan. Perumahan kami jadi kena pembebasan tidak?” ujar Eko Prasetya, warga penghuni perumahan Mutiara RT 007/RW 010 Desa Sawahan, Ngemplak, beberapa waktu lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya