SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BOYOLALI — Program jambanisasi yang menyasar pada warga miskin di Kabupaten Boyolali tahun ini mendapat kritik. Program yang dilaksanakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali sejak 2009 itu dinilai menurun kualitasnya.

Dikemukakan anggota Fraksi Nurani Partai Golkar (FNPG) DPRD Boyolali, Agus Ali Rosyidi, pihaknya mendapatkan laporan dari masyarakat terkait pelaksanaan program tersebut di lapangan. Dirinya pun menindaklanjuti laporan itu dengan mengecek langsung ke warga yang menerima bantuan berupa fasilitas jamban gratis tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sampai hari ini yang turun [didistribusikan] baru klosetnya,” ungkap Ali, sapaan akrabnya, ketika ditemui wartawan di Kantor DPRD Boyolali, Jumat (13/9/2013).

Ekspedisi Mudik 2024

Ali mempertanyakan belum tuntasnya pelaksanaan program jambanisasi itu saat ini. Padahal anggaran program tersebut bersumber dari APBD 2013.

“Dananya dari APBD murni, jadi seharusnya sekarang sudah selesai atau hampir selesai lah. Apalagi sekarang sudah masuk ke perubahan [APBD Perubahan 2013],” imbuh anggota Komisi IV DPRD itu.

Ali juga menyoal turunnya kualitas program tersebut jika dibandingkan tahun sebelumnya.

“Tahun-tahun sebelumnya, bantuan diberikan hampir keseluruhan. Ada batu bata, pasir, semen, lengkap. Sehingga warga penerima bantuan hanya tinggal menyiapkan upah tenaga. Bahkan tahun lalu juga diberi bisbeton. Tapi tahun ini kualitasnya justru turun. Sekarang katanya malah cuma kloset, knee, semen tiga sak dan paralon [pipa],” tandasnya.

Ali meminta Dinkes mengevaluasi kembali program itu. Dia mengakui program tersebut meningkat dari sisi kuantitas penerimanya. Namun dirinya menyayangkan dari sisi kualitas justru turun.

“Lebih baik yang dikejar kualitasnya daripada kuantitasnya,” tandasnya.

Dimintai konfirmasi, Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinkes Boyolali, Ahmad Muzayyin, mengatakan setelah proses lelang melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP), program jambanisasi itu sudah sampai pada tahap distribusi paket yang terdiri atas klosen, knee, paralon dan tiga sak semen.

“Saat ini mulai pendistribusian paketnya kepada warga sasaran,” terang Muzayyin.

Muzayyin menyebutkan pelaksanaan program jambanisasi kali ini didanai APBD sekitar Rp750 juta dengan jumlah penerima bantuan 1.850 kepala keluarga (KK). Diakui Muzayyin, meskipun dari sisi anggaran dan kuantitas penerima bantuan meningkat, pelaksanaan program itu dari tahun ke tahun berbeda. Sebab pada dasarnya, program jambanisasi oleh Pemkab Boyolali diharapkan mampu memunculkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan mampu menekan perilaku masyarakat yang bebas buang air besar sembarangan (BBABS).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya