SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menpora Imam Nahrawi (tengah), Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (kiri) meninjau lokasi Proyek Wisma Atlet di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor Jawa Barat, Jumat (18/3/2016). Presiden menegaskan proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat adalah aset negara yang harus diselamatkan, proyek itu telah menghabiskan uang negara hingga mencapai Rp 2,7 triliun. (JIBI/Solopos/Antara/Yudhi Mahatma)

Proyek Hambalang kembali menjadi polemik setelah Presiden mempertimbangkan melanjutkan kembali. Nasibnya ditentukan hari ini.

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bakal melaporkan hasil audit teknis Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya membawa sejumlah ahli dalam melaporkan hasil audit tersebut kepada Presiden. “Ini saya bawa ahlinya. Kami baru mau melaporkan ke Presiden,” katanya di Kompleks Istana Negara, Senin (2/5/2016).

Salah satu yang tampak adalah Surono, mantan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Hari ini, memang ada jadwal rapat kabinet terbatas (ratas) soal proyek Hambalang di Kantor Presiden. Dalam ratas tersebut, Basuki membeberkan hasil audit teknis ke Presiden dan sejumlah menteri. “Hari ini kami akan laporkan hasil final,” jelasnya.

Pada akhir Maret lalu, Basuki mengungkapkan sejak 23 – 25 Maret tim audit teknis telah di lapangan untuk melakukan penelitian gerakan tanahnya. “Ini sudah kita baca kemarin pergerakannya, terjadi adanya pergerakan tanah pada timbunan,” jelas Basuki seraya menyebutkan ada penurunan tanah sekitar 8 mm per tahun di Hambalang.

Selain itu berdasarkan hasil pengamatan ditemukan, kecepatan gerakan tanah 0,008 meter atau sama dengan 8 mm per tahun sangat lambat. Kemudian kondisi bangunan seluruhnya dalam kondisi tegak dan tidak bergeser.

Yang ketiga, tidak ditemukan retakan yang berarti pada struktur bangunan. Yang keempat terjadi degradasi pada struktur bangunan yang terbuka, alat besar dan sebagainya karena oksidasi, khususnya pada tulangan yang terbuka akibat pengerjaan-pengerjaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya