SOLOPOS.COM - Petani mendengarkan pidato saat protes atas undang-undang pertanian baru di Mumbai, India, Senin (25/1/2021). (Antara/Reuters)

Solopos.com, NEW DELHI -- Ribuan petani di India berunjuk rasa memprotes undang-undang pertanian baru. Mereka pun memilih untuk mogok makan, Sabtu (30/1/2021).

Mogok makan itu digelar bertepatan dengan hari peringatan kematian pejuang kemerdekaan di India, Mahatma Gandhi. Puluhan ribu petani telah berkemah di pinggiran kota New Delhi selama dua bulan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Para petani India memilih mogok makan setelah berpawai dan berorasi di daerah dekat ibu kota, New Delhi, selama kurang lebih satu pekan. Namun di beberapa lokasi, aksi protes berujung ricuh dan menyebabkan satu orang tewas dan ratusan orang luka-luka.

Baca jugaSelama 8 Bulan, Hanya Ada 1 Kasus Kematian AKibat Covid-19 di Taiwan, Kok Bisa?

Mereka memprotes keputusan pemerintah dan parlemen mengesahkan UU pertanian yang baru. Karena menurut mereka itu hanya menguntungkan pembeli dari perusahaan swasta berskala besar dengan mengorbankan petani.

Petani India yang mengendarai traktor saat berunjuk rasa pada Hari Kemerdekaan India berujung ricuh. Itu terjadi setelah beberapa pengunjuk rasa keluar dari rute yang telah disepakati sebelumnya oleh kepolisian dan perwakilan massa.

Demonstran yang geram merobohkan pagar kawat berduri dan barikade serta bentrok dengan polisi. Polisi yang berjaga menembakkan gas air mata untuk menghentikan massa. Bentrok antara polisi dan demonstran juga terjadi di beberapa tempat lainnya. Tidak hanya dengan polisi, massa aksi juga bentrok dengan kelompok anti gerakan petani.

Baca juga: Volume Kubah Lava Merapi Menurun, Begini Penjelasan BPPTKG

Menunda Penerapan UU

Aksi mogok makan yang digelar bertepatan dengan peringatan kematian Mahatma Gandhi akan jadi pesan ke rakyat India bahwa massa melakukan aksi damai, kata beberapa pemimpin serikat petani.

"Gerakan para petani India merupakan gerakan yang damai dan akan terus damai," kata Darshan Pal, pimpinan Samyukt Kisan Morcha, koordinator aksi dan kelompok yang menaungi sejumlah serikat petani.

"Aksi pada 30 Januari ini digelar untuk menyebarkan pesan-pesan kebenaran dan tanpa ada kekerasan," kata dia dilansir dari Antaranews.com.

Baca jugaSejarah Hari Ini: 30 Januari 1917 Lahirnya I Gusti Ngurah Rai

Sektor pertanian di India mempekerjakan separuh dari 1,3 miliar total penduduk India. Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh kurang lebih 150 juta petani jadi salah satu tantangan terberat bagi Perdana Menteri India Narendra Modi sejak ia menjabat pada 2014.

11 pertemuan antara pemerintah dan serikat petani telah digelar untuk membahas polemik UU pertanian. Namun, pertemuan itu berujung buntu. Pemerintah menawarkan akan menunda penerapan UU pertanian yang baru sampai 18 bulan, tetapi kelompok petani mengatakan mereka tidak akan berhenti protes jika UU itu tidak dicabut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya