SOLOPOS.COM - Dalang asal Boyolali Ki Gondho Wartoyo melakukan protes atas penanganan Covid-19 dengan menggelar pentas wayang singkat di genteng rumahnya. (Solopos.com-Dok Wartoyo)

Solopos.com, SOLO -- Dalang asal Boyolali, Ki Gondo Wartoyo kembali menginisiasi pentas seni tradisi nyleneh akhir bulan ini. Bersama seniman se-Jawa Tengah, ia bakal mengadakan pagelaran singkat wayang kulit dan kethoprak pati di tengah sawah.

Kolaborasi pentas tersebut sebagai bentuk protes mereka pada kebijakan penanganan pandemi Covid-19 yang dianggap masih timpang sebelah. Seniman tradisional sangat terdampak hingga kehilangan mata pencaharian utama sejak Maret 2020 lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kita minta win win solution agar sama-sama tidak dirugikan. Seniman tradisional selama ini seperti tidak diperhatikan, kami sampai bingung enggak bisa pentas sejak Maret 2020,” terang Wartoyo saat diwawancara, Kamis (21/1/2021).

Simak! Kisah di Balik Layar Film Sobat Ambyar Didi Kempot

Sajiannya nanti berupa pentas singkat di area persawahan wilayah Jawa Tengah. Mereka roadshow mulai dari Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, Grobogan, diakhiri di Kabupaten Blora. Seniman di daerah masing-masing dikomandoi untuk pentas pada jam-jam tertentu sehingga acara bisa berlangsung berurutan tanpa jeda. “Ya pentas di sawah gupak blethok [tanah lumpur]. Giliran satu per satu,” terang Wartoyo.

Masing-masing karya disiapkan sekitar 15 hingga 20 menit per wilayah. Pentasnya berupa kolaborasi wayang, kethoprak, dan campursari. Masyarakat boleh menyaksikan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes).

Film Animasi Siswa SMK RUS Berprestasi Internasional

Surati Presiden

Selesai dari Blora, mereka bakal mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Republik Indonesia (RI). Surat tersebut berisi aduan sekaligus meminta solusi atas kondisi pahit yang dialami seniman tradisional di wilayah Jawa Tengah selama pandemi ini.

“Ini menunggu tim yang sedang konsultasi dengan penasehat hukum soal suratnya. Hanya pengin minta solusi. Bagaimana kami bisa tetap bekerja mencari nafkah. Kalau begini terus mau jadi apa. Ya agar ekonomi tetep jalan, kesehatan diprioritaskan, tapi pekerja seni juga diperhatikan. Kalau keadaannya begini terus gak ada jalan, sampai kapan,” keluh Wartoyo.

PPKM akan Diperpanjang hingga 8 Februari 2021, Ini Sikap Bupati Klaten

Bentuk protes lewat pentas nyleneh seperti ini bukanlah kali pertama. Sejak Oktober lalu dia bersama seniman lain di Jawa Tengah beberapa kali menggelar pentas tak lazim. Yakni pentas di atas genting, goa, makam, dan persawahan. Lokasinya di Boyolali, Semarang, dan Yogyakarta.

Pentas singkat sekitar 45 menit tersebut mengusung tema kesedihan seniman di masa pandemi. “Ya biar protesnya dilihat oleh yang punya kuasa. Agar segera ada solusi,” kata dia kala itu.

Sebelumnya, pada pertengahan 2020 Wartoyo menginisiasi Inisiator Forum Seniman Tradisional se-Nusantara yang isinya mendiskusikan nasib seniman di masa pandemi. Hasil diskusi dikirimkan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng dan DPR RI. Sebelum itu dirinya melakukan demo pentas wayang dengan penerapan Prokes. Untuk menunjukkan bahwa pentas seni tradisi di masa pandemi tetap bisa dilaksanakan dengan menerapkan Prokes.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya