SOLOPOS.COM - Dubes Indonesia untuk Republik Federal Jerman Fauzi Bowo (tengah) mengikuti acara pelantikan 14 dubes baru yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) di Istana Negara, Jakarta, Selasa (24/12). (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Solopos.com, JAKARTA — Mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo resmi dilantik Kepala Negara sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Jerman, Selasa (24/12/2013). Fauzi dilantik Presiden bersama 13 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh baru lainnya yang akan mewakili Indonesia di negara-negara sahabat yang telah menjalani fit and proper test di Komisi I DPR, September 2013 lalu.

Penunjukan Fauzi yang akrab disapa Foke sebagai duta besar itu kontroversial. Kendati Foke lulusan Jerman, ia ditolak Aliansi Peduli KBRI Jerman (Berlin). Kelompok itu menolak Foke sebagai duta besar Jerman, antara lain karena lelaki berkumis lebat itu dianggap pernah melancarkan kampanye hitam bernuansa sentimen SARA (suku, agama, ras dan antargolongan) saat mencalonkan diri kembali dalam Pilkada DKI Jakarta, tahun 2012 lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Nyatanya, protes itu diabaikan kepala negara maupun para legislator yang menguji para calon dubes. Foke pun tak surut melangkah. bahkan setelah dilantik, Fauzi pun lancar berceloteh di hadapan pers tentang kesamaan Indonesia dan Jerman yang menempati posisi strategis di kawasan masing-masing. Jerman, menurut dia memiliki kedudukan utama di Uni Eropa, demikian pula Indonesia di ASEAN.

Ia pun lalu menegaskan dukungan terhadap sejumlah rencana kerja sama investasi antara Jerman-Indonesia. Di samping investasi eksisting, lanjutnya, kedua negara juga masih memiliki sejumlah rencana kerja sama investasi dengan nilai besar. Rencana kerja sama itu antara lain rencana investasi pabrikan asal Jerman Volkswagen untuk membangun pabrik di Jawa Timur dan proyek pembangunan pabrik petrokimia Ferostaal untuk masuk ke Papua.

“Ini [investasi] perlu diberi perhatian dan diberi dukungan untuk realisasinya,” katanya.

Fauzi mengingatkan bahwa Indonesia akan mengalami pergantian pucuk pimpinan pemerintahan pada 2014. Namun demikian, lanjutnya, Jerman masih dipimpin oleh Angela Merkel sehingga peluang untuk melanjutkan hubungan strategis antara kedua negara berpeluang relatif lebih mudah.

“Namun tantangan kedua negara tentu tidak sederhana. Kalau soal bilateral, salah satu tantangan yang besar adalah untuk mengisi deklarasi Jakarta yang ditandatangani kedua kepala pemeritahan, Presiden SBY dan [Kanselir Jerman] Angela Merkel,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya