SOLOPOS.COM - Ilustrasi perumahan (JIBI/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat)

Properti Jateng, REI mengusulkan adanya harga khusus pembangunan rumah murah.

Solopos.com, SOLO–Real Estate Indonesia (REI) mengusulkan harga khusus untuk pembangunan rumah murah atau fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) di kota besar menjadi Rp200 juta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua REI Jawa Tengah, M.R. Priyanto, mengatakan setiap tahun harga rumah subsidi rata-rata naik 5% sehingga di Jateng pada tahun depan akan menjadi Rp126,6 juta. Namun dia, menyampaikan harga tersebut tidak bisa diterapkan di semua daerah. Hal ini karena di kota besar, mencari lahan untuk membangun rumah dengan harga yang telah ditentukan pemerintah tersebut sangat sulit.

“REI mengusulkan ke pemerintah supaya ada penyesuaian harga FLPP di kota besar. Kami mengusulkan untuk harga rumah murah di kota besar, seperti Solo dan Semarang di kisaran Rp200 juta karena harga lahan tinggi. Oleh karena itu, nantinya akan ada dua harga FLPP yakni untuk daerah perkotaan dan daerah pinggiran,” ungkap Priyanto saat dihubungi Solopos.com, Senin (22/8/2016).

Dia mengatakan masyarakat kebanyakan ingin memiliki rumah di daerah kota yang lebih dekat dengan tempat kerja dan pusat ekonomi. Namun terkendala karena rumah yang ada di perkotaan biasanya harganya tinggi dan tidak masuk ke dalam skema pembiayaan rumah murah pemerintah.

Dia mengungkapkan permintaan rumah subsidi ini sangat tinggi. Namun diakuinya realisasi penjualan rumah hingga Juli baru 3.900 unit dari target 10.000 di tahun ini. Dia menyampaikan kendala realisasi penjualan rumah adalah dana FLPP yang menipis dan adanya perubahan skema bantuan menjadi subsidi selisih bunga (SSB) yang berlaku awal bulan ini.

Dia menjelaskan hampir tidak ada perbedaan antara bantuan dana FLPP dengan SSB karena sama-sama menerapkan aturan uang muka 1%, suku bunga fix 5%, dan tenor hingga 20%. Namun melalui SSB, pemerintah memberi subsidi uang muka Rp4 juta.

Selain itu, subsidi FLPP dana sudah di transfer ke bank pelaksana kredit pemilikan rumah (KPR) tapi untuk SSB ini dana ditalangi dulu oleh bank. Kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat yang menurun akibat tidak imbangnya kenaikan gaji dan kenaikan harga rumah juga menjadi kendala kepemilikan rumah.

“Pengembang sudah siap untuk menyediakan rumah. Bahkan untuk memenuhi target pembangunan 10.000 unit rumah di tahun ini, lahan sudah ada,” ujar Priyanto.

Menurut dia, pemerintah sudah menyiapkan dana SSB untuk pembangunan 320.000 unit rumah sehingga dia pun mengaku optimistis target penjualan rumah untuk mendukung program satu juta rumah murah tahun ini tercapai.

“Asalkan dari pemerintah dan perbankan sudah clear, realisasi penjualan rumah murah pasti lancar,” kata dia.

Priyanto juga mengaku optimistis penjualan rumah di tahun depan semakin mudah dengan adanya kemudahan yang ditawarkan pemerintah, seperti tabungan perumahan dan tabungan kredit perumahan. Sementara itu, Ketua REI Soloraya, Anthony Abadi Hendro P., mengatakan penjualan rumah pada semester I sebanyak 1.700 unit tapi untuk pengajuan KPR ke bank sudah mencapai lebih dari 2.000 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya