SOLOPOS.COM - Heroe Poerwadi (tengah) saat meninjau bantaran sungai di Giwangan, Umbulharjo, Jogja, Minggu (16/1/2022). (Istimewa/Kelurahan Giwangan)

Solopos.com, JOGJA — Bantaran Sungai Tekik kini semakin tertata rapi dan indah. Bantaran sungai di Kampung Ngaglik, Giwangan, Umbulharjo, Kota Jogja ini semakin mudah diakses dengan pembangunan berupa paving block, pagar besi berderet, serta lampu penerangan jalan.

Proyek ini hasil penataan Program Kota Tanpa Kumuh–Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) tahun 2021 yang dilaksanakan masyarakat sekitar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Giwangan, Rowi Sutaryo, mengatakan wilayahnya mendapatkan bantuan Rp2 miliar untuk penataan kawasan kumuh di RT 7, 8 dan 9 wilayah RW 03 Giwangan dan RT 35 wilayah RW 12 Ngaglik. Penataan kawasan kumuh juga menggunakan dana swadaya masyarakat yang mencapai sekitar Rp22 juta.

Baca Juga: Mau Liat Indekos Jokowi hingga Mahfud MD di Jogja? Kunjungi Kampung Ini

“Pelaksanaan pembangunan dilakukan oleh warga masyarakat sekitar. Jadi program ini diusulkan, dikerjakan, dan dipelihara oleh masyarakat sendiri. Dengan program ini betul-betul dirasakan masyarakat,” kata Rowi, Minggu (16/1/2022).

Menurut Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi, Program Kotaku terus berjalan dari tahun ke tahun. Selain menjadi program baku dari Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat untuk mengatasi kekumuhan berkaitan dengan sanitasi dan persoalan lingkungan, dalam APBD Kota Jogja juga diprioritaskan untuk pembenahan rumah.

“Yang paling penting pembangunan Kotaku, di samping mengurangi kekumuhan harus ada ada beautifikasi (keindahan) dan aksesibilitas ekonomi dan sosial agar lingkungan semakin tertata. Lingkungan semakin sehat dan nyaman, akses sosial, dan ekonomi juga meningkat,” kata Heroe.

Baca Juga: Abaikan Tuntutan PKL Malioboro, Pemprov DIY: Relokasi Jalan Terus

Dengan penataan wilayah, akses ekonomi dan sosial menjadi fokus yang nantinya bisa dikembangkan. Salah satunya memperlebar definisi tempat wisata, yang sebelumnya berupa Malioboro dan sejenisnya, kini bisa berada di bantaran sungai dan kampung-kampung.

“Program Kotaku bagian dari penataan kawasan kumuh, tapi yang paling penting Kotaku ini adalah membuka akses. Makanya mendorong Program Kotaku harus ada beutifikasi yang bisa menarik orang. Semoga dengan diresmikan Kotaku di Giwangan bisa meningkatkan akses masyarakat untuk kepentingan sosial dan ekonomi,” terangnya.

Program Kotaku-DFAT 2021 yang dilaksanakan di Kelurahan Giwangan tahun 2021 berupa pembangunan jaringan perpipaan pembuangan air limbah sepanjang 811 meter dan drainase lingkungan sepanjang 674 meter. Termasuk jalan paving blok dengan pelengkapnya yaitu talud, pagar pembatas, dan lampu penerangan jalan di ruas sepanjang 626 meter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya