SOLOPOS.COM - Tuntas Subagyo. (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO — Namanya Tuntas Subagyo, 43. Orang-orang banyak menyebutnya sebagai Mas Tuntas. Namanya kerap menjadi buah bibir dalam Pilkada serentak 2020 saat mengusung sejumlah calon independen di beberapa kota salah satunya Kota Solo. Lantas seperti apa profil Tuntas Subagyo?

Tuntas sangat menyukai gerakan sosial-ekonomi. Ia wadahi orang-orang dengan visi yang sama ke dalam sebuah Yayasan Surya Nuswantara (YSN) pada 2014. Yayasan ini memiliki anggota dan pengurus di seluruh Indonesia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dari YSN, Tuntas Subagyo mendirikan sebuah organisasi kemasyarakatan (ormas) Panji- Panji Hati. Ormas ini lebih dikenal sebagai Tikus Pithi Hanata Baris (TPHB). Sedikit berbeda dengan YSN, TPHB melakukan gerakannya pada isu-isu politik salah satunya adalah pengusungan calon anggota DPD dan calon kepala daerah dari jalur perseorangan.

Profil Tuntas Subagyo yang kerap mengusung calon independen ini menjadi perhatian. Pengusungan calon independen ini tentu membutuhan dukungan massa yang besar.

Baca Juga: Bergaya ala Bung Karno, Baliho Tuntas Subagyo Pimpinan Tikus Pithi Ikut Mejeng di Klaten

Saat ditanya berapa jumlahnya, Tuntas Subagyo menjawab, “Kalau njenengan keluar pada malam hari lalu melihat ke langit, jumlahnya kaya melihat bintang di langit. Jadi sulit dideteksi [saking banyaknya].”

Hal ini lantaran dalam keanggotaan ormas Panji-Panji Hati mengenal sebutan TPHB dan bocah angon. Bocah angon memiliki slogan “Sekasur, sedapur, sesumur”. Sekasur diartikan sebagai keluarga inti. Sedapur artinya keluarga dekat dan jauh. Lalu, sesumur merupakan teman dekat dan jauh yang membuat jumlah kelompok ini makin sulit dideteksi.

Profil Usaha Tuntas Subagyo

Dari ormas yang mengusung pasangan Bagyo Wahyono-F.X. Suparjo (Bajo) melawan Gibran Rakabuming- Teguh Prakosa pada Pilkada Solo 2020 ini, Tuntas Subagyo mendirikan perseroan terbatas yg di beri nama PT Tuntas Subagyo Group atau PT Tuntas Group.

Profil usaha Tuntas Subagyo ini pun sudah bergerak di beberapa badan usaha di antaranya Rumah Surya Nuswantara (RSN) dan SN akses. Sekarang juga sedang memproses mendirikan partai politik dengan nama Partai Kedaulatan Rakyat (PKR).

Baca Juga: Tikus Pithi Hanata Baris Pasang Baliho Tuntas Subagyo hingga ke Papua, Mau Ikut Pilpres 2024?

“Insya Allah bisa menjadi partai alternatif buat masyarakat. PKR ini jadi sejarah baru yakni muncul di daerah selain di Aceh. Lahir di Solo. Tidak ada tokoh nasional di PKR. Yang ada rakyat biasa semua. Jadi altenatif bagi masyarakat Indonesia untuk perubahan,” ujar Tuntas, saat berbincang dengan Solopos.com di rumahnya, Purbayan, Baki, Sukoharjo, Selasa (31/8/2021).

Profil Tuntas Subagyo
Tuntas Subagyo. (Istimewa)

Menurut dia, pengalaman menggelar beberapa kali pemilu bagi bangsa berusia 76 tahun ini belum menunjukkan demokrasi yang seperti diusung the founding fathers. Banyak tokoh yang digadang-gadang bakal menyelamatkan bangsa justru terjerembab ke dalam kasus korupsi. Bahkan, dana bantuan sosial pun dikorupsi. Padahal, tak sedikit tokoh ini diusung oleh partai besar.

Saat tokoh-tokoh menjadi wakil rakyat, mereka membutuhkan ongkos politik yang besar. Dengan begitu, hanya orang-orang kaya yang bisa meraihnya. Saat berhasil memenangi pemilu, mereka menyiapkan anaknya menduduki posisi yang sama dengan sistem yang sama.

“Karena sistem demokorasi Indoneisa ini belum pure sistem demokrasi yang diharapkan para pendahulu bangsa yakni memberikan kesempatan pada yang kecil karena masyarakat cenderung orientasinya ke uang,” ujar dia.

Baca Juga: Wacana Presiden Tiga Periode, Makin Dibantah Makin Gayeng Diperbincangkan

Dari profil Tuntas Subagyo yang awalnya mendirikan ormas, dia berharap pada 2024 nanti PKR siap masuk ke dalam antrean kontestan pemilu. PKR akan membuat sejarah baru bagi demokrasi Indonesia yang lebih fair dan murni. Pemilu ini melahirkan tokoh-tokoh yang memang muncul dari masyarakat.

Didikan Ayah

Mimpi ini bukanlah mimpi yang mustahil bagi Tuntas Subagyo. Sederhananya, selama hitungan matematika satu ditambah satu sama dengan dua, tidak ada yang mustahil di dunia ini. Prinsip inilah yang selalu dipegang Tuntas dan 9 saudara lainnya.

Prinsip ini membentuk pribadi Tuntas Subagyo hingga punya profil seperti sekarang ini. Hal itu diajarkan oleh bapaknya yang dulu berprofesi sebagai guru SMP.

Bapaknya berpesan,” Sejarah itu yang membuat kamu sendiri mau buruk atau baik. Kalau ada kesempatan membuat sejarah, maka bikinlah sejarah yang baik. Kalau kamu bisa membuat sejarah, kamu sedang membuat sejarah untuk anak dan keturunanmu.”

Baca Juga: Eks Rival Gibran di Pilkada 2020 akan Deklarasikan Parpol Baru di Solo

“Ini yang memotivasi saya mendirikan yayasan, mendirikan ormas, bahkan partai politik. Mencalonkan Bajo di Solo banyak orang bilang ngaya wara tapi kami bisa kan. Poinnya selama Allah meridai pasti bisa,” ujar Tuntas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya