SOLOPOS.COM - Tim SAR menyisir Pantai Payangan, Jember, untuk mencari korban yang terseret gelombang tinggi, Minggu (13/2/2022). ANTARA/HO-SAR Surabaya

Solopos.com, JEMBER — Tragedi ritual di Pantai Payangan, Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang berujung maut masih menjadi perhatian. Ritual ini dilakukan anggota Padepokan Tunggal Jati Nusantara yang dipimpin Nur Hasan, warga Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi.

Ritual pada Minggu (13/2/2022) itu dikuti 24 orang. Namun, berdasarkan hasil penyelidikan, Kapolsek Ambulu AKP Ma’ruf mengatakan dari 24 orang tersebut tidak semuanya mengikuti ritual di sekitar tebing Pantai Payangan karena ada empat orang yang berada di atas, di antaranya sopir dan seorang balita.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Tragedi ritual itu kabarnya bukan kali pertama dilakukan. Ibu salah satu korban, Dewi Solehah, menceritakan bahwa anaknya, Sofiana Nazila, 22, sudah empat tahun bergabung dengan padepokan tersebut. Menurutnya sang putri sudah sering mengikuti ritual seperti akhir pekan lalu.

“Anak saya ikut pedepokan itu untuk mencari ketenangan dan hidup lebih baik. Alhamdulillah setelah ikut kegiatan Pak Nur Hasan, anak saya yang awalnya selalu membantah, kini sudah menurut dan perilakunya baik,” katanya sebagaimana dikutip dari Antara, Rabu (16/2/2022).

Baca juga:Cerita Pilu Ibu Korban Ritual Maut di Pantai Payangan Jember

Sofiana merupakan salah satu korban yang ditemukan meninggal dunia karena terseret ombak laut selatan saat mengikuti ritual Padepokan Tunggal Jati Nusantara di Pantai Payangan Jember.

Dewi menambahkan, anaknya sering melantunkan selawat saat mengikuti kegiatan di pedepokan itu, namun untuk bacaan dan doa lainnya mengaku tidak tahu apakah bertentangan dengan ajaran agama Islam atau tidak.

Diberitakan sebelumnya, ritual berujung maut di Pantai Payangan Jember itu dilakukan untuk mencari ketenangan dan berkah. Proses ritual dilakukan dengan berendam sambil merapal doa.

Baca juga: Berujung Maut, Apa Tujuan Ritual di Pantai Payangan Jember?

Profil Padepokan Tunggal Jati Nusantara

Padepokan Tunggal Jati Nusantara yang dipimpin Nur Hasan di Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember eksis sejak 2015 dan memiliki 100 anggota. Akan tetapi, mereka yang aktif mengikuti pengajian dan kegiatan sekitar 20-25 orang.

Pedepokan itu bergerak di bidang pengobatan alternatif. Namun, masyarakat yang datang bergabung ke pedepokan itu dengan tujuan bermacam-macam, di antaranya masalah ekonomi agar bisa kaya, keluarga, kesehatan baik fisik maupun batin yang intinya mencari keselamatan dan keberkahan dengan melakukan kegiatan zikir, doa, dan ritual.

Baca juga: Waspada Rip Current, Ombak Penarik Manusia

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember K.H. Abdul Haris mengatakan pihaknya baru mengetahui kelompok tersebut setelah tragedi maut yang terjadi di Pantai Payangan Jember. Jadi, MUI Jember tidak punya banyak data terkait dengan ritual yang dilakukan Padepokan Tunggal Jati Nusantara.

“Kami coba menelusuri dari video yang sudah viral dan teman-teman di Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi. Dari tayangan video itu, kami menegaskan bahwa dari sisi bacaan tidak ada yang aneh dari ajaran agama Islam, ” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya