SOLOPOS.COM - Go Tik Swan atau K.R.T. Hardjonagoro (Facebook/ Batik Go Tik Swan K.R.T Hardjonagoro)

Solopos.com, SOLO – Pelopor batik asal Solo, Go Tik Swan, menjadi Google doodle hari ini. Siapa sebenarnya Go Tik Swan? Berikut ini profil Go Tik Swan.

Google doodle memperlihatkan seorang pria mengenakan pakaian adat Jawa dengan memegang ukiran batik  yang bertuliskan Google. Ternyata Google memperingati kelahiran Go Tik Swan. Dilansir dari Suara.com, Selasa (11/5/2021), Go Tik Swan (GTS) merupakan seorang budayawan batik sekaligus sastrawan berasal dari Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Go Tik Swan dikenal sebagai seorang legenda batik yang menciptakan batik dengan motif dan teknik pewarnaan gaya klasik dengan gaya pesisir.

Baca Juga: Wow, Pelopor Batik Asal Solo Go Tik Swan Hari Ini Nampang di Google

Go Tik Swan atau K.R.T. Hardjonagoro lahir pada 11 Mei 1931 di Solo, Jawa Tengah. Tik Wan keturunan dari keluarga pengusaha dan pejabat daerah. Ayahnya bernama Go Dhiam Ik dan Ibunya bernama Tjan Ging Nio.

Sejak kecil, GTS sudah dikenalkan dengan dunia batik oleh keluarganya. Sebagai anak sulung, GTS diharapkan jadi ahli waris utama untuk melanjutkan perusahaan keluarga.

Pada 1953, GTS pernah mendaftar di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia (UI). Namun, dia tak melanjutkannya. Dia memilih mengikuti kata hatinya yang lebih tertarik pada seni, sehingga Ia melanjutkannya pendidikannya di Fakultas Sastra, Jurusan Sastra dan Bahasa Indonesia UI.

Miris, Pelaku Pembakar Gadis Cianjur Ternyata Kekasih Sendiri

 

Dekat dengan Soekarno

Kecintaannya pada budaya Jawa inilah yang membuatnya berani menentang orang tuanya, yang menginginkannya masuk Fakultas Ekonomi. Hal itu pun membuatnya harus rela tidak mendapat uang saku dari orang tuanya.

Go Tik Swan dikabarkan dekat dengan  dengan Soekarno, Presiden pertama Indonesia. Kedekatan keduanya lantaran merasa satu frekuensi, yakni sama-sama pencinta batik.

Soekarno pun meminta GTS menciptakan Batik Indonesia. Atas permintaan tersebut, GTS langsung kembali ke Solo dan semakin menekuni dunia batik. Mulai dari sejarah maupun falsafahnya.

OTT Bupati Nganjuk, Diehard Orang Terbaik KPK

Setelah menekuni dunia batik lebih dalam, akhirnya, tiba masanya ia menciptakan batik untuk Presiden Soekarno yang diberi nama  Parang Bima Kurda.

Ia juga diketahui menciptakan batik untuk Megawati, yang kala itu menjadi Wakil Presiden RI. Batik tersebut diberi nama Parang Mega Kusuma, yang kini berada di Museum Batik Danar Hadi, Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya