SOLOPOS.COM - Warga Kartasura, Sukoharjo, Daniel Handoko Santoso, 35, yang mendaftarkan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) merek Citayam Fashion Week (CFW) ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM. (Istimewa/Daniel Handoko).

Solopos.com, SUKOHARJO – Warga Kartasura, Sukoharjo, Daniel Handoko Santoso, 35, tetap melanjutkan pengajuan pendaftaran hak atas kekayaan intelektual (HAKI) merek Citayam Fashion Week (CFW) ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM.

Meskipun sebelumnya dua pendaftar lain yakni Baim Wong melalui perusahaannya, PT Tiger Wong Entertainment dan Indigo Aditya Nugroho mencabut permohonan mereka.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Citayam Fashion Week sendiri merupakan istilah yang disematkan masyarakat terhadap ajang fashion show ala remaja yang sering menongkrong di dekat Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat.

Daniel diwawncara wartawan di sebuah rumah makan kawasan Colomadu, Karanganyar, Kamis (28/7/2022).  Daniel Handoko merupakan founder platform metaverse dengan alamat kotamaya.id. Ia tinggal di salah satu perumahan daerah Kartasura, Sukoharjo.

Baca juga: Wong Sukoharjo Nekat Daftarkan HAKI Citayam Fashion Week, Ini Alasannya

Daniel merupakan lulusan Diploma of Graphic Art dan Raffles Design Institute dari RMIT University Melbourne City Campus dan Bachelor of Visual Communication salah satu kampus di Singapura.

“Poinnya untuk mendapat HAKI sebenarnya kebebasan masyarakat untuk mendaftar. Saya dari jauh ingin memberi gagasan, support, dan ide terhadap CFW [Citayam Fashion Week],” kata Daniel dalam jumpa pers, Kamis.

“Fokus saya [mendaftarkan HAKI Citayam Fashion Week] bukan masalah mendapat hak merek atau siapa yang mendapat, namun lebih ke CFW bisa viral disoroti baik dalam Indonesia maupun luar Indonesia, ada media Jepang yang menyoroti,” kata warga asli Sukoharjo ini.

Daniel menyayangkan sikap pemerintah membiarkan menjadi organik, karena ada potensi ruang berekspresi bisa hilang jika tidak dikelola.

“CFW bukan sebuah fenomena anak muda hanya iseng, walau awalnya iseng tapi bisa jadi suatu sarana pemerintah memperkenalkan budaya sekaligus brand lokal ke kancah dunia,” kata Daniel.

Baca juga: Gladak Fashion Week Solo Akhir Pekan Ini Batal, Karena Telanjur Viral?

Daniel mendaftarkan CFW dalam kelas 25 agar produk pakaian anak-anak CFW menjadi produk atas nama CFW itu sendiri.

“Kelas 25 adalah produk pakaian. Saya tidak ada pikiran membuat brand baju CFW. Langkah saya adalah saya ingin menjadikan pakaian anak-anak CFW menjadi produk atas nama CFW itu sendiri,” kata Daniel.

Daniel melanjutkan jika pengajuan HAKI merek Citayam Fashion Week disetujui, dia siap memberikannya pada pemerintah dan pihak berwenang agar tidak menjadi masalah.

Daniel menginginkan diskusi apakah CFW akan dibentuk yayasan agar mengayomi, bukan untuk kepentingan pribadi atau Persero Terbatas (PT).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya