SOLOPOS.COM - Ilustrasi susu. (Freepik)

Solopos.com, BOYOLALI – Pada Hari Susu Sedunia 2022, Kabupaten Boyolali yang dikenal dengan Kota Susu menorehkan pencapaian dari produktivitas susu sapi perah. Pada 2020, produksi susu sapi Boyolali berada di angka 49 juta liter, sedangkan pada 2021 naik di angka 51 juta liter.

Data tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Produksi Ternak Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Gunawan Andriyanto, saat dijumpai di kantornya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Setahun ada peningkatan 2 juta liter. Pada 2020 ada sekitar 49 juta liter. Kemudian untuk tahun 2021 ada 51 juta liter,” kata dia, Jumat (29/5/2022).

Gunawan mengungkapkan 51 juta liter susu tersebut dihasilkan dari 94.698 ekor sapi perah yang ada di Boyolali. Ia mengungkapkan produksi susu sapi Boyolali adalah 60 persen produksi Jawa Tengah.

Baca Juga: Disnakkan Boyolali: Sapi Terkena PMK, Susunya Aman Dikonsumsi Asalkan…

Lebih lanjut, ia mengatakan sapi perah didominasi di wilayah yang memiliki suhu dingin dan dataran tinggi di Boyolali. Wilayah tersebut seperti Kecamatan Tamansari, Musuk, Selo, Cepogo, Gladagsari, dan Ampel. Namun, bukan tak mungkin sapi perah juga ditemukan di Kecamatan Boyolali, Mojosongo, Teras, Simo, dan Wonosegoro.

Ia juga mengungkapkan hasil susu sapi Boyolali tak hanya dikonsumsi oleh warga lokal, tapi juga dikirim ke banyak perusahaan pengolahan susu.

Lebih lanjut, Kabid Produksi Ternak tersebut memprediksi produktivitas susu akan turun bagi hewan-hewan yang menderita penyakit mulut dan kuku atau PMK.

“Otomatis kalau nafsu makan turun dan tidak segera diobati, maka akan ada penurunan bobot sapi. Kalau pada sapi perah jelas ada penurunan produktivitas susu,” kata dia.

Baca Juga: Ada PMK, Stok Sapi Potong Boyolali Dijamin Cukup Jelang Iduladha 2022

Maka dari itu, pada 2022 ini, Gunawan tidak menargetkan produktivitas susu naik. Ia hanya menargetkan untuk mempertahankan produktivitas pada 2021 karena adanya penyakit mulut dan kuku.

Sementara itu, Kepala Disnakkan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, mengungkapkan Disnakkan Boyolali telah melaksanakan uji laboratorium untuk susu hasil sapi yang terkena penyakit mulut dan kuku.

“Hasilnya jelas positif, akan tetapi ketika susu PMK kami pasteurisasi dan kami cek di laboratorium, hasilnya negatif,” kata dia, Senin (30/5/2022).

Ia menjelaskan susu dari sapi yang terkena penyakit mulut dan kuku jika dilakukan proses pengolahan yang benar, maka virus yang membawa penyakit mulut dan kuku akan mati. (Ni’matul Faizah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya