SOLOPOS.COM - SAMPAIKAN ULASAN--Deputi Bidang Kelembagaan Iptek Kemenristek, Prof Dr Ir Benyamin Lakitan, menyampaikan ulasan tentang penelitian dalam acara Workshop Penguatan Sumber Daya IPTEK untuk Implementasi Sistem Inovasi Daerah yang diselenggarakan oleh UNS dan Kemenristek di ruang sidang II UNS, Jumat (9/3/2012). (Espos/Eni Widiastuti)

SAMPAIKAN ULASAN--Deputi Bidang Kelembagaan Iptek Kemenristek, Prof Dr Ir Benyamin Lakitan, menyampaikan ulasan tentang penelitian dalam acara Workshop Penguatan Sumber Daya IPTEK untuk Implementasi Sistem Inovasi Daerah yang diselenggarakan oleh UNS dan Kemenristek di ruang sidang II UNS, Jumat (9/3/2012). (Espos/Eni Widiastuti)

SOLO–Produktivitas peneliti di Indonesia dinilai menyedihkan. Pasalnya berdasarkan data 10 tahun terakhir, rata-rata dari enam sampai tujuh orang peneliti di Indonesia, hanya mampu mempublikasikan satu artikel yang bisa dipublikasikan di jurnal internasional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Data itu disampaikan Deputi Bidang Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Kementerian Riset dan Teknologi, Prof Dr Ir Benyamin Lakitan, saat menjadi pembicara kunci Worksop Penguatan Sumber Daya Iptek untuk Implementasi Sistem Inovasi Daerah dalam Rangka Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia ( MP3EI) di ruang sidang II UNS, Jumat (9/3/2012).

“Produktivitas peneliti Indonesia menyedihkan. Hal ini karena berdasarkan data sejak 2001-2011, dari enam sampai tujuh peneliti di Indonesia, hanya mampu mempublikasikan satu artikel di jurnal internasional,” ungkapnya.

Jika sebelumnya jumlah penelitian karya peneliti Indonesia lebih unggul dari Malaysia, saat ini kondisinya justru sebaliknya. Bahkan jumlah penelitian peneliti Malaysia yang terpublikasikan dalam jurnal ilmiah, meningkat lima kali lipat dibandingkan jumlah penelitian di Indonesia.

Menanggapi minimnya penelitian di Indonesia, Rektor UNS, Prof Dr Ravik Karsidi MS, mengungkapkan tahun ini UNS sudah memiliki skema dan rencana yang tersistem untuk meningkatkan jumlah penelitian para dosen. Hal ini dimulai dengan meningkatkan jumlah anggaran yang dialokasikan untuk penelitian. Jika tahun sebelumnya dana penelitian hanya sekitar Rp9 miliar, tahun ini meningkat menjadi Rp23 miliar. UNS mendorong para dosen untuk mengadakan penelitian dengan menjalin kerja sama dengan luar negeri, kerja sama dengan pemerintah daerah maupun dengan suatu instansi. Setiap penelitian itu akan mendapatkan insentif dari universitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya