SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KARANGANYAR — Bermula dari ketidakpuasannya terhadap rasa telur asin di pasaran, Dwi Sekar Ayu Jayanthi mencoba-coba membuat telur asin sendiri. Hasilnya dia berhasil membuat telur asin yang sesuai keinginannya, masir dan kuning telur berwarna oranye.

Dwi Sekar Ayu Jayanthi merupakan pelaku usaha telur asin dengan brand Pawon Ndog Asin yang beralamat di Puri Permata 2 Regency, Kelurahan Bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Perempuan 37 tahun itu bercerita mulai mengawali usaha produksi telur asin pada 2015. Saat itu, dia mencoba membuat telur asin dengan rasa yang sesuai keinginannya. Setelah berhasil membuat telur asin itu, dia menjualnya dan mendapatkan respons positif dari konsumen.

Baca Juga: Bupati Sragen Sidak, RSUD Tangen Ditarget Rampung Desember 2021

Sejak itu, ibu dua anak tersebut terus menerus mengembangkan produksi telur asin. Pada tahun 2017, produk telur asinnya mendapatkan izin Produk Industri Rumah Tangga (PIRT).

“Ya awalnya cuma produksi 100 butir telur saja per pekan. Saya jualnya di warung-warung sekitar rumah. Ternyata berjalan dan mendapatkan respon yang baik,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (14/8/2021).

Setelah mendapatkan PIRT, kata Sekar, telur asin produksinya mulai merambah ke warung atau rumah makan di luar Colomadu. Sudah ada sekitar 30 warung makan yang menjual telur asin produknya.

Baca Juga: Wow! Klaten Ekspor Telur Tetas ke Myanmar dan Vietnam

Omzet Rp7 Juta

Dalam sepekan, dia bisa memproduksi 500 hingga 700 butir telur asin. Sehingga dalam satu bulan bisa memproduksi hingga 2.800 butir telur asin.

Untuk omzet penjualan, Sekar menyampaikan dalam sebulan bisa menghasilkan sekitar Rp7 juta. Namun, saat pandemi Covid-19 memang mengalami penurunan produksi. Sepekan hanya mampu memproduksi 250 butir telur dengan omzet per bulan hanya Rp3 juta.

Dia mengklaim telur asin yang dibikin memiliki rasa dan kualitas yang berbeda dari telur asin pada umumnya. Seperti rasa masir, kuning telur berwarna oranye, dan berminyak.

Baca Juga: HUT ke-60 Pramuka, Pengurus Kwarcab Sukoharjo Ziarah ke Makam Tokoh Kepanduan

Telur bebek yang digunakan pun dipastikan berkualitas. Sebelum diproses, dia memilih telur dengan standar khusus. Seperti kuning telur berwarna oranye dan tidak ada titik hitam di dalam telur.

“Setiap butir telur, saya cek satu per satu dengan senter. Kalau dinyatakan layak, baru saya proses,” kata dia.

Setelah dikatakan baik, telur asin itu langsung diasinkan. Proses pengasinan telur antara 14 hari hingga 21 hari. Menurutnya, semakin lama diasinkan akan membuat telur tersebut semakin asin. Sekar menceritakan ilmu membuat telur asin tersebut didapat dari internet dan video-video YouTube.

Baca Juga: Warga Tangkil Karanganyar Meninggal di Sawah, Diduga Sakit Menahun Kambuh

Tambah Ilmu

Selama masa PPKM ini, lanjutnya, ada penurunan permintaan telur asin. Situasi itu membuat dirinya terpaksa harus mencari penghasilan tambahan dengan bekerja menjadi perawat gigi di salah satu klinik kesehatan. Sekar bercerita dirinya merupakan lulusan Poltekkes Semarang jurusan kesehatan gigi.

“Saya pas pertama kali usaha telur asin ya ibu rumah tangga. Karena kondisi pandemi, apalagi pas PPKM ada penurunan omzet, jadi saya mencari tambahan penghasilan menjadi perawat gigi di klinik. Produksi telur asin masih jalan,” jelasnya.

Selain dijual secara offline, saat ini produk telur asinnya juga telah dijual online di marketplace, seperti di Tokopedia dan Shopee. Untuk harga jual telur asinnya, per butir Rp3.500.

Baca Juga: Di Solo, Airlangga Serahkan Bantuan 10.000 Paket Sembako

Sekar melalui produk telur asinnya menjadi satu dari 50 peserta UMKM Virtual Expo 2021 yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Solo dan Solopos Media Group. Dia mengaku mendapatkan banyak ilmu dan wawasan terkait penjualan online.

“Kita diajari membuka toko online, seperti Tokopedia, Shopee, dan pembayaran online. Kita diajari tentang ekspedisi, bagaimana cara packaging produk. Banyak manfaatnya. Untuk di Tokopedia namanya Pawon Ndog Asin, Shopee namanya Sekar Ayu,” ujar dia.

Untuk saat ini, saya sedang mendaftarkan telur asinnya untuk mendapatkan sertifikat halal. “Untuk sertifikat halal masih proses,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya