SOLOPOS.COM - Ilustrasi susu sapi. (Freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI Produksi susu sapi di Boyolali mengalami penurunan hingga 40% pada 2022. Penurunan produksi susu sapi tersebut menimbulkan kerugian ratusan juta per harinya.

Kepala Bidang Usaha Peternakan dan Kesmavet, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Gunawan Andriyanta, memperkirakan produksi susu sapi mengalami penurunan sebesar 40 persen pada 2022, atau sekitar 20,62 juta liter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebelumnya, produksi susu di Boyolali pada 2021 mencapai 51,56 juta liter. Angka tersebut mampu mencakup 60% dari produksi seluruh provinsi Jawa Tengah.

“Penurunan produksi susu 40 persen,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com, pada Jumat (30/12/2022).

Awalnya, produksi susu sapi di Boyolali bisa mencapai 140.000 liter per hari pada 2021. Kemudian, pada 2022, produksi susu sapi di Boyolali turun lebih dari separuhnya.

Gunawan menyebutkan produksi susu sapi hanya sekitar 55.000 liter sampai 56.000 liter per harinya pada 2022. “55.000 [liter] sampai dengan 56.000 liter per hari. Semula 140.000 liter per hari,” jelasnya.

Menurut Gunawan, harga jual susu sapi di Boyolali sekitar Rp7.300 per liternya. Bila harga jual tersebut dikalikan dengan jumlah produksi susu per hari, maka kerugian akibat penurunan produksi susu sapi di Boyolali bisa mencapai Rp400 juta per harinya.

“Harga jual susu Rp7.000 sampai dengan Rp7.300 per liter. Kerugian per hari kisaran Rp390 juta sampai dengan Rp400 juta,” kata dia.

Lebih lanjut, Gunawan menerangkan penurunan produktivitas susu sapi turun dipengaruhi oleh jumlah populasi sapi yang menurun drastis selama wabah PMK di Boyolali.

Jumlah populasi sapi di Boyolali tercatat 94.698 ekor pada 2021, kemudian populasi sapi turun menjadi 61.090 ekor pada akhir November 2022.

Artinya jumlah sapi di Boyolali turun lebih dari 30.000 ekor pada 2022. Menurut Gunawan, sebagian besar populasi sapi di Boyolali turun akibat wabah PMK. “Ya karena PMK,” kata dia.

Pemerintah kabupaten terus berupaya menekan penyebaran virus PMK, salah satunya dengan melakukan vaksinasi.

Gunawan menjelaskan capaian tambahan vaksinasi I PMK untuk sapi-sapi di Boyolali sekitar 52.918 dosis, data terbaru pada (23/12/2022).

Kemudian secara kumulatif, sapi sembuh tercatat sebanyak 5.634 ekor, sapi positif sebanyak 32 ekor, dan sapi suspect sebanyak 5.849 ekor. Selanjutnya, total sapi yang mengenakan eartag sebanyak 90.218 ekor.

Untuk kasus virus sapi terbaru, lumpy skin disease (LSD), Gunawan menjelaskan sampai saat ini belum ada laporan virus tersebut menjangkit sapi perah, kecil kemungkinan mempengaruhi produktivitas susu sapi di Boyolali.

Menurut Gunawan, virus LSD banyak menyerang sapi potong. “Banyak menyerang sapi potong. Untuk perah belum ada laporan kasus,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya