SOLOPOS.COM - Ilustrasi kilang minyak. (JIBI/Antara/Xinhua)

Solopos.com, LONDON — Harga minyak mentah dunia melambung pada perdagangan Senin waktu setempat (4/7/2022) karena kekhawatiran pasokan didorong oleh produksi OPEC yang lebih rendah, kerusuhan di Libya, dan sanksi terhadap Rusia melebihi kekhawatiran resesi global yang melemahkan permintaan.

Inflasi zona euro mencapai rekor tertinggi lagi pada Juni, memperkuat kasus kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa yang cepat, sementara sentimen konsumen AS mencapai rekor terendah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Minyak mentah Brent naik US$2,26  atau 2,0 persen menjadi diperdagangkan di US$113,89  per barel pada pukul 16.48 GMT setelah jatuh lebih dari satu dolar AS di awal perdagangan. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,20 dolar AS atau 2,0 persen menjadi diperdagangkan di US$ 110,63, dalam volume tipis karena liburan Hari Kemerdekaan AS.

Survei Reuters menyebutkan bahwa Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) melewatkan target untuk meningkatkan produksi pada bulan Juni.

Anggota OPEC Libya, pihak berwenang menyatakan force majeure di pelabuhan Es Sidr dan Ras Lanuf serta ladang minyak El Feel, pada hari Kamis (30/6/2022) mengatakan bahwa produksi minyak turun 865.000 barel per hari (bph).

Baca Juga : Mulai Berlaku 1 Juli, Berikut Daftar Harga Listrik per KWH Terbaru

Sementara itu, perusahaan minyak milik negara Petroecuador menyebutkan produksi Ekuador telah dilanda kerusuhan lebih dari 2 minggu yang menyebabkan negara itu kehilangan hampir 2.000.000 barel produksi.
?????
Menambah kesengsaraan pasokan, pemogokan pekan ini di Norwegia dapat memotong pasokan dari produsen minyak terbesar Eropa Barat dan mengurangi produksi minyak secara keseluruhan sekitar 8,0 persen.

“Latar belakang pemadaman pasokan yang meningkat ini bertabrakan dengan kemungkinan kekurangan kapasitas produksi cadangan di antara produsen minyak Timur Tengah,” kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM, merujuk pada kemampuan terbatas produsen untuk memompa lebih banyak minyak.

“Dan tanpa produksi minyak baru yang segera mencapai pasar, harga akan dipaksa lebih tinggi,” imbuhnya.

Baca Juga: RI Naikkan Harga Rata-Rata Minyak Mentah Jadi US$117,62 Per Berel

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada hari Senin (4/7/2022) meminta kelompok produsen OPEC+ untuk memproduksi lebih banyak minyak untuk mengatasi krisis biaya hidup.

Minyak mentah Brent pada tahun ini telah mendekati untuk mencapai rekor tertinggi 2008 sebesar 147 dolar AS per barel setelah invasi Rusia ke Ukraina menambah kekhawatiran pasokan.

Melonjaknya harga energi di balik larangan minyak Rusia dan berkurangnya pasokan gas telah mendorong inflasi ke level tertinggi selama beberapa dekade di beberapa negara dan memicu kekhawatiran resesi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya