SOLOPOS.COM - Kerupuk pisang uter (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

Kerupuk pisang uter (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

Kulit pisang uter kerap dibuang setelah daging buahnya dimanfaatkan untuk pakan burung. Ternyata limbah itu bisa diolah dan menjadikan kerupuk yang bernilai ekonomi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kelompok Wanita Tani (KWT) Seruni merupakan salah satu pionir olahan pisang, mulai dari akar hingga daunnya. Akar pohon pisang bisa digunakan untuk stik, daun untuk bahan jeli, inti batang pohon buat nugget dan kulit pisang digunakan untuk kerupuk.

Anggota kelompok Seruni, Ani Widiastuti, menguraikan kini kreasi pisang uter cukup beragam. Meski pisang uter mudah dibudidayakan tetapi kurang diapresiasi karena dalam daging buah terdapat biji.

“Pisang ini kurang laku atau harganya murah di pasaran. Itu awalnya kami ingin mengolah pisang uter ini menjadi makanan unik,” jelas Ani di stan Pameran Potensi Daerah yang sedang digelar di Lapangan Denggung, Sleman, Selasa (1/5).

Kelompok ini lalu membuat berbagai olahan berbahan baku pisang uter pada 2010.

Pencipta olahan, Ratna Prawira, mengatakan olahan pertama kali berupa berupa kerupuk kulit pisang. Setelah dicoba saat arisan, rupanya banyak juga yang menyanjung kerupuk ini.

“Namun awalnya ibu-ibu itu tidak ada yang menyangka kalau olahan itu dari kulit pisang uter. Pisang uter itu biasanya digunakan untuk makanan burung karena rasanya tidak enak,” jelasnya.

Ratna menuturkan untuk membuat kerupuk kulit pisang ini hanya perlu menghaluskan kulit pisang uter lalu dicampur dengan tepung tapioka. Untuk menambah kreasi bisa dicampurkan parutan ikan tuna segar.

Selanjutnya adonan dicetak, dikeringkan dan siap digoreng. “Saat kami produksi pertama, rupanya dagangan laris manis. Bahkan di beberapa instansi meminta kerupuk bikinan ibu-ibu KWT Seruni ini. Melihat banyak peminat kami juga mengembangkan olahan pisang yang lain,” jelasnya.

Upaya kelompok Seruni mengangkat nilai jual pisang uter tidak sia-sia, berbagai produk olahan pisang uter mendapat sambutan baik dari konsumen. Namun hingga kini, Ratna menuturkan, produk yang paling banyak diminati masih kerupuk kulit pisang.

“Kerupuk pisang memang paling laku hingga kini. Bahkan kami sudah mampu memasarkan ke beberapa toko oleh-oleh dan supermarket. Sedangkan untuk pemasaran ke luar DIY, pernah pula ada permintaan dari Aceh, Kalimantan dan Banjarnegara Jawa Tengah,” kata Ratna.

Ratna menambahkan upaya mengolah pisang uter tersebut telah memberikan nilai tambah secara ekonomi kepada 35 ibu-ibu yang menjadi anggota kelompok. Bahkan juga telah memberikan pekerjaan kepada delapan orang yang sebelumnya menganggur.

“KWT Seruni saat ini terus mengembangkan produk-produk baru olahan berbahan baku pisang uter. Dan produk terbaru yang dikembangkan adalah nugget jantung pisang dan sauce pisang,” tandas Ratna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya