SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Yogyakarta–Berbagai produk suplemen yang beredar di masyarakat disinyalir mengandung satu atau lebih bahan yang dapat menimbulkan risiko penyakit ginjal kronik pada manusia, kata ahli penyakit ginjal dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Bambang Djarwoto SpPD.

“Satu produk suplemen mengandung vitamin, mineral, bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino, dan bahan yang digunakan untuk meningkatkan kecukupan gizi seperti konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak, dan beberapa bahan kombinasi,” katanya di Yogyakarta, Senin.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam minuman suplemen energi, menurut dia pada seminar penggunaan “food supplement” yang rasional, mengandung multivitamin, kafein, taurin, mineral, dan glukosa. Taurin hingga kini masih diragukan keamanannya, apalagi jika dikonsumsi setiap hari.

“Uji coba pada binatang, dengan memberikan minuman yang mengandung dosis taurin 462 miligram (mg) per kilogram berat badan (kgbb) per hari pada babi dapat menimbulkan infiltrasi lemak pada hepar,” katanya.

Ia mengatakan terdapat keterkaitan kebiasaan mengonsumsi produk suplemen termasuk minuman suplemen energi dengan kejadian cuci darah akibat penyakit gagal ginjal kronik.

“Produk suplemen bersifat dose-dependence, yakni semakin banyak dikonsumsi, risiko untuk mengalami gagal ginjal kronik juga semakin tinggi,” kata dosen Fakultas Kedokteran UGM ini.

Menurut dia, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) tidak menggolongkan berbagai produk suplemen sebagai obat. Oleh karena itu, terkait dengan aspek perizinan untuk produksi dan pengontrolan peredarannya tidak seketat obat.

Dalam hal ini diperlukan sikap kehati-hatian masyarakat dalam mengonsumsi produk suplemen secara bebas. Masyarakat juga perlu mencermati komposisi dan daftar bahan-bahan yang terkandung. Sehubungan dengan hal itu, masyarakat diharapkan mempertimbangkan kembali kebiasaan mengonsumsi produk suplemen.

“Masyarakat jangan hanya merasa gengsi, terbawa tren atau memenuhi faktor sugesti. Masyarakat juga perlu melihat kondisi tubuh, manfaat yang diinginkan, dan daya beli,” katanya.
Ant/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya