SOLOPOS.COM - Sukarelawan Sejuta Relawan Bumi (SRB) membuat masker kain di warung Burger milik Wahyudi di Jalan Solo-Pacitan, Dusun Jatirogo, Desa Balepanjang, Kecamtan Baturetno, Wonogiri, Kamis (2/4/2020). (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI -- Wabah virus corona yang diikuti protokol social distancing membuat warung makan burger di wilayah Baturetno, Wonogiri, ini sepi pembeli.

Daripada sekadar ditutup dan tidak digunakan, Wahyudi, pemilik warung makan di Jalan Solo-Pacitan, Dusun Jatirogo, Balepanjang, Baturetno, tersebut mengubahnya menjadi tempat pembuatan masker kain.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepada Solopos.com, Jumat (3/4/2020), Wahyudi mengatakan warung burgernya mulai sepi sejak penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Covid-19 di Kota Solo.

Ia memutuskan menutup warungnya. Pelanggan warung makan di Baturetno, Wonogiri, itu didominasi anak-anak.

Selain itu warung tersebut sering dijadikan untuk berkumpul anak-anak karena di dalamnya terdapat taman baca buku untuk anak-anak.

Lagi! Warga Mojosongo Solo Positif Corona, Anak dari PDP Meninggal

Di sisi lain, wabah corona yang juga merambah Wonogiri membuat harga masker kain mahal di pasaran. Ia pun berinisiatif menggunakan warungnya sebagai tempat menjahit masker kain. Saat ini harga masker kain di Kecamatan Baturetno dan sekitarnya Rp8.000-Rp10.000 per potong.

“Di sini mayoritas warganya petani, jika harus membeli satu masker harganya Rp10.000 tentunya keberatan. Maka kami berinisitaif memproduksi masker dan dibagikan kepada masyarakat secara gratis,” kata dia melalui telepon, Jumat (3/4/2020).

Untuk memproduksi masker, ia mengajak sukarelawan di komunitasnya, yakni Sejuta Rewalan Bumi (SRB). Selain itu ia juga bekerja sama dengan Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM) Wonogiri.

Pakai Mesin Jahit Mini

Sebagai uji coba, pada Selasa (31/3/2020) lalu ia mencoba memproduksi masker menggunakan mesin jahit mini. Dalam satu jam, satu orang menghasilkan dua hingga tiga masker.

Rapid Test Sukoharjo: 1 Pemudik di Nguter Positif Corona

Dari percobaan tersebut, ia menyimpulkan alat jahit mini tersebut sulit dipakai membuat masker dalam jumlah banyak. Pada Kamis (2/4/2020), ia mendapatkan bantuan satu mesin jahit besar.

Sejak saat itu ia bersama sukarelawan lainnya mulai memproduksi masker kain secara massal. Ia mengaku mendapatkan beberapa tawaran pinjaman mesin jahit, tetapi jarak tempuh untuk mengambil mesin itu lumayan jauh.

Saat ini tersedia empat mesin jahit mini dan satu mesin jahit besar untuk membuat masker kain guna melindungi warga dari wabah corona di Wonogiri itu.

Wahyudi mengakui tidak semua sukarelawan bisa menjahit. Sebagian ada yang membantu memotong kain, penyediaan kain, membeli benang jahit, dan memberi logistik kepada sukarelawan yang membuat masker kain.

Gampang! Ada 2 Cara Dapatkan Token Listrik Gratis

“Kami saling bergotong-royong, yang tidak bisa menjahit bisa membantu hal lain. Intinya kami saling melengkapi,” ujar dia.

Masker yang diproduksi tersebut warung makan di jalur Wonogiri-Pacitan itu bakal dibagikan gratis kepada masyarakat. Targetnya, satu orang akan diberi dua masker. Jika masker satu dicuci bisa memakai masker lainnya.

“Saat ini masker medis sudah langka. Dengan pembagian masker kain gratis ini nanti kami berharap masyarakat mengurangi pembelian masker medis. Dengan begitu masker medis hanya digunakan untuk para tenaga kesehatan,” kata Wahyudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya